Sabtu, 26 Februari 2011

Tim Inventarisir Turun Ke Senyerang

Mendata Penduduk dan Pemetaan Kawasan Hutan
SENYERANG - Tim inventarisir yang ditugaskan Gubernur Jambi akhirnya tiba di Kanal 19 kemarin (24/2). Tim ini memang telah ditunggu-tunggu warga Senyerang. Mereka tiba di Kanal 19 sekitar pukul 11.30, berjumlah 10 orang.
Sesuai tugasnya, tim akan melakukan pendataan lahan APL (diluar kawasan hutan produksi), pemetaan lahan 4000 hektar yang akan dimitrakan, dan mendata penduduk asli yang akan mendapat pembagian lahan tersebut.  
Sebelum tim datang, aparat kepolisian sudah bersiaga di Kanal 19. Ini sebagai upaya korps baju coklat mengantisipasi gesekan antara warga dan pihak security PT Wira Karya Sakti (WKS) di Kanal 19.
Setelah rehat sebentar tim melakukan tugasnya. Mereka didampingi perwakilan warga, ada 20 orang, dalam menjalankan aktifitasnya di Kanal 19 ini.
Untuk pengukuran lahan di dalam kawasan hutan, mereka terpaksa dibagi menjadi dua regu. Sedangkan pengukuran Areal Penggunaan Lain (APL) di luar kawasan hutan produksi, belum dilakukan, karena perwakilan dari BPN Provinsi Jambi maupun BPN Tanjab Barat tidak hadir. Sedangkan pendataan penduduk langsung dilakukan. Dalam mendata, tim didampingi ketua Persatuan Petani Jambi (PPJ) Provinsi Jambi Aidil putra dan ketua PPJ Senyerang M Hatta serta beberapa warga Senyerang.
Salah satu tim pemetaan kawasan yang disengketakan, Chairullah Sofa (Kasi Rencana Teknis Dinas Kehutanan Provinsi Jambi) kepada harian ini, menjelaskan, kedatangan tim ke Kanal 19 merupakan kelanjutan dari hasil pertemuan antara warga dan Pemprov Jambi pada 21 Februari lalu di kantor Gubernur Jambi.
Chairullah mengatakan, sementara ini, tim belum bisa menentukan luas 4000 ha yang akan dijadikan sebagai peta usulan untuk pengajuan ke Menhut pada 3 Februari mendatang. Namun pihaknya akan mengolah data itu.
“Sekarang ini kita sedangkan mengumpulkan data-data, titik koordinat, dimana saja kebun masyarakat yang ada di kawasan. Setelah itu akan kita buatkan peta usulan, untuk diajukan lagi ke Menhut. Kerja tim ini melibatkan semua pihak, termasuk perwakilan masyarakat dan ketua PPJ Provinsi Jambi,” jelasnya.
Untuk pemetaan kawasan, pihaknya menerjunkan empat personil. Pemetaan ini dibagi menjadi dua regu.
Chairullah yang didampingi Kasi Penataan Kawasan Hutan Endang kemarin langsung menghidupkan alat pelacak GPS (global positioning system) mulai dari Kanal 19 dan bergerak menuju Parit Mursid. Perjalanan kemudian dilanjutkan ke Parit Lapis Cikpah dan Parit Cikpah. Sampai di Parit Cikpah, mereka melanjutkan perjalanan dengan perahu kecil menuju Parit Galuh dan sampai ke Kanal 16.
“Kita akan mengambil sampel-sampel koordinat, dan nantinya akan dibuatkan peta usulan,” ujarnya.
Tim lainnya, Syahdimal dari Biro Ekbang SDA Setda Provinsi Jambi mengatakan pihaknya membutuhkan data kependudukan Senyerang sesuai hasil rapat Senin lalu di kantor Gubernur Jambi. Untuk tabulasi data, akan dikoordinasikan dengan ketua PPJ dan Camat Senyerang.
“Untuk mendata 2000 penduduk tidak bisa selesai hari ini. Makanya, kami hanya meminta data dari kecamatan dan disinkronkan dengan data PPJ. Sebelum tanggal 3 Maret 2011, data itu sudah harus rampung,” kata Syahdimal kemarin di Kanal 19, Kecamatan Senyerang.
Advokasi PPJ Tawaf Ali, mengatakan kedatangan tim disambut baik oleh warga dan PPJ. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah Provinsi Jambi telah serius menyelesaikan konflik agraria yang telah berlangsung lama.
“Saya juga termasuk tim, nanti secara bersama-sama kami melengkapi data-data, termasuk data penduduk Senyerang terkait dengan 4000 ha lahan yang akan dimitrakan itu,” katanya.
Polres Tanjab Barat Siaga
Tugas yang dijalankan tim inventarisir dari Provinsi Jambi kemarin berjalan lancar. Sebelumnya, tim berencana datang ke Senyerang pada Rabu (23/2). Hanya saja, tim batal turun mengingat beredar isu bahwa Senyerang tidak kondusif. Akhirnya, kemarin Polres Tanjab Barat meminta perwakilan warga Senyerang membuat pernyataan dan menjamin kelancaran kerja tim.
Menurut Kapolres Tanjab Barat AKBP Mintarjo melalui Kabag Ops Kompol Edy Anwar, personil yang diturunkan berkisar 50 personil, yang terdiri dari satuan Semapta, Sat Intelkam Tanjab Barat.
Pihaknya melakukan pengawasan ketat, agar tim bekerja secara lancar tanpa ada gangguan. “Ya kita lakukan pengamanan saja, dan mengantisipasi adanya kerawanan pada saat tim datang ke Senyerang. Sebelumnya, beredar isu bahwa Senyerang tidak kondusif, makanya kita lakukan antisipasi,” paparnya.
Pantuan harian ini kemarin, tim selesai melakukan pemetaan dan inventarisir penduduk sekitar pukul 16.00. Tim akhirnya kembali dan dalam pengawalan Polres Tanjab Barat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar