Sabtu, 26 Februari 2011

Catatan Banjir Sungai Batanghari Banjir, Ratusan Hektar Palawija Terendam

Jambi, - Banjir akibat meluapnya Sungai Batanghari kembali
melanda di berbagai tempat-terutama daerah aliran sungai (DAS) Batanghari-di
Kota Jambi, Kabupaten Batanghari, dan Kabupaten Muaro Jambi. Ratusan hektar
tanaman palawija-singkong, jagung, kacang tanah, dan kedelai-serta sayuran
(kacang panjang, terung, dan kangkung) yang ditanam di bantaran sungai sejak
Kamis (27/11) musnah terendam.

Tanaman sayuran yang sudah terendam dan yang terancam banjir itu
berusia antara satu hingga tiga bulan. Meluapnya Sungai Batanghari
disebabkan hujan turun sejak dua pekan terakhir, terutama di kawasan sebelah
hulu.

Pengamatan yang dilakukan di Desa Buluran Kenali, Penyengat
Rendah, Sijenjang, Kota Jambi, Jumat (28/11), lebih dari 1.000 hektar lahan
pertanian di bantaran sungai dan di daerah aliran sungai di Kota Jambi dan
dua kabupaten tersebut sudah terendam.

Permukaan air terus naik, sekitar 30 sentimeter setiap hari dan daerah
genangan semakin luas. Karena ketinggian air sungai terus naik, daerah
genangan di Kota Jambi, Kabupaten Muaro Jambi, dan Kabupaten Batanghari yang
merupakan dataran rendah semakin luas.

Hari Jumat, ketinggian air sungai terpanjang di Sumatera ini sudah
mencapai enam meter (di Kota Jambi) dari ketinggian rata-rata pada puncak
musim kemarau. Atau hanya sekitar satu meter lebih rendah dari ketinggian
rata-rata banjir tahunan.

"Umumnya masyarakat pasrah karena sudah tahu, pada bulan November
hingga April, setiap tahun air sungai naik. Meski demikian, masih ada juga
yang bercocok tanam di tepian sungai. Mereka berharap banjir datang Januari
2004," kata seorang penduduk Penyengat Rendah, Maksum (45).

Ia mengakui, akhir-akhir ini perilaku Sungai Batanghari sulit diduga.
Kadang air datang (naik) cepat, tetapi surut juga cepat.

Warna air semakin keruh, kuning kecoklatan. Itu pertanda semakin
banyak humus tanah yang hanyut terbawa air hujan ke sungai.

"Di Kota Jambi masih jarang turun hujan, tetapi di hulu hujan lebat
terus turun, air naik dengan cepat," tambah warga yang lain Mas'ud (50).

Air Sungai Batanghari sejak akhir 1980-an berulah. Air sungai dangkal
akibat terjadinya sedimentasi (pendangkalan) sekitar 0,5 juta m3 pasir,
lumpur dan material lainnya di dasar sungai setiap tahun.

Pada saat musim hujan, di dataran rendah (Kabupaten Batanghari, Muaro
Jambi, dan Kota Jambi) air naik dengan cepat, mencapai 100-125 cm sehari.
Sebaliknya, air surut dengan cepat, 100-150 cm sehari pada musim kemarau.

DAS dan bantaran sungai

Sementara itu, Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Umum Pemerintah
Provinsi Jambi H Harun Saad yang dihubungi Kompas mengatakan, Gubernur H
Zulkifli Nurdin sudah meminta kepada masyarakat yang tinggal di DAS dan
bantaran sungai agar waspada terhadap kemungkinan datangnya banjir besar
tahun ini.

"Tanaman yang sudah bisa dipanen agar secepatnya dipanen, ternak
peliharaan dijaga dan diselamatkan. Permintaan dan imbauan itu disampaikan
sehubungan dengan masuknya musim hujan dan mulai naiknya air Sungai
Batanghari dan adanya sejumlah daerah yang rawan banjir," ujar Harun.

Para bupati/wali kota yang daerahnya rawan banjir, kata Harun, telah
diingatkan oleh gubernur untuk secara terus- menerus memantau kondisi dan
situasi air sungai di daerahnya. Selain itu, masyarakat yang tinggal di DAS
dan tepian sungai diminta selalu waspada dan melakukan persiapan untuk
membantu masyarakat jika banjir datang.

Awal tahun ini, sedikitnya 200.000 hektar lahan pertanian di DAS
Batanghari di Kabupaten Muaro Jambi, Batanghari, dan Kota Jambi terendam
banjir selama tiga bulan. Hampir semua kabupaten di Provinsi Jambi memiliki
wilayah rawan banjir.

Di Kerinci, daerah yang rawan banjir adalah Kecamatan Hamparan Rawang,
Sungai Penuh, Sitinjau Laut, Air Hangat, Air Hangat Timur, dan Kecamatan
Gunung Kerinci. Kabupaten paling barat di Provinsi Jambi ini juga rawan
tanah longsor. Akibat banjir Desember 2002 di Kerinci, kerugian materiil
mencapai Rp 22 miliar.

Di Kabupatan Bungo, daerah rawan banjir berada di Kecamatan Tanah
Tumbuh, Rantau Pandan, dan Kecamatan Bungo. Adapun di Kabupaten Sarolangun,
kecamatan yang rawan banjir adalah Pelawan Singkut, Limun, dan Kecamatan
Sarolangun.

Adapun di Kabupatem Batanghari daerah yang rawan banjir adalah
Kecamatan Mersam, Muaratembesi, dan Batin XIV. Selain itu, daerah yang rawan
banjir di Kabupaten Muaro Jambi adalah Kecamatan Jambi Luar, Sekernan, Maro
Sebo, Kumpeh Hulu, dan Kumpeh Hilir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar