Kamis, 24 Februari 2011

Banjir Bandang Hantam Kabupaten Sarolangun

Setinggi 2,5 Meter, Terbesar Sejak Tahun 90-an
SAROLANGUN: Banjir besar melanda Kabupaten Sarolangun. Banjir ini merupakan banjir terbesar sejak tahun 1990-an lalu. Sebagian kota dan hampir seluruh desa yang tersebar di delapan dari 10 kecamatan di kabupaten pemekaran tersebut terendam. Ketinggian air mulai lutut orang dewasa hingga ketinggian 2,5 meter. Air bah ini berasal dari luapan Sungai Batang Asai dan Batang Tembesi yang ada di daerah tersebut.
Data sementara yang diperoleh Jambi Independent, kondisi terparah terjadi di Kecamatan Batang Asai. Di daerah ini tercatat enam desa terendam, yakni Desa Pakan Gedang, Desa Raden Anum, Desa Kasiro, Desa Kasiro Ilir, Desa Padang Jering, dan Desa Datuk Nan Duo.
amat Batangasai Junaidi Janum mengungkapkan, peristiwa banjir tersebut terjadi pukul 03.00 WIB kemarin (15/3), di saat warga sedang enak tidur. Selain merendam rumah warga, menurut dia, dua jembatan gantung di daerahnya juga rusak berat. Jembatan yang berada di Desa Raden Anum dan Desa Kasiro itu nyaris putus dan tidak bisa dilalui akibat hantaman air bah. Ratusan hektare sawah juga dilaporkan terendam.
“Kalau rumah rusak baru dua yang kita ketahui. Saat ini kita masih melakukan inventaris sarana mana saja yang mengalami kerusakan,” katanya. Junaidi belum bisa memastikan berapa total kerugian akibat bencana ini.
Kemudian, di Kecamatan Cermin Nan Gedang banjir juga cukup parah. Ratusan rumah yang tersebar di tiga desa di kecamatan ini terendam, yakni Lubuk Resam, Desa Teluk Rendah, dan Desa Tendah. Menurut Yunus, Kepala Balai Penyuluhan Pertanian setempat, selain rumah warga, banjir juga merendam 505,75 hektare sawah milik warga.
Di Kecamatan Limun, tercatat dua desa yang terendam, yakni Desa Pulau Pandan dan Desa Muara Limun. Lalu di Kecamatan Pelawan satu desa terendam. Untuk diketahui, air yang merendam empat kecamatan tersebut berasal dari Sungai Batang Asai.
Sedangkan satu kecamatan lagi yang juga dilanda banjir adalah Kecamatan Bathin VIII. Di daerah ini tercatat 116 rumah di Desa Lubuk Kecimbung terendam akibat luapan Sungai Batang Tembesi. Selain itu, air juga merendam sebuah gedung sekolah dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah. Ketinggian air di daerah ini mencapai 2,5 meter.
Bupati Sarolangun Hasan Basri Agus (HBA) kemarin (15/3) langsung turun ke lapangan meninjau lokasi banjir. Di Desa Lubuk Kecimbung, Kecamatan Bathin VIII, HBA mengatakan, Pemkab Sarolangun segera memberikan bantuan kepada warga korban banjir.
Pada kesempatan itu, HBA juga langsung menyerahkan bantuan sebesar Rp 5 juta untuk korban banjir. “Bantuan ini sifatnya untuk sementara, nanti akan kita kirim lagi bantuan lain. Yang jelas bantuan semua daerah yang terkena banjir pasti dibantu,” jelasnya menenangkan warga.
Terkait untuk sarana umum yang mengalami kerusakan akibat banjir, mantan Sekda Kota Jambi ini menegaskan, pihaknya akan segera melakukan perbaikan. “Saya lagi menunggu laporan. Nanti kita akan lakukan inventaris sarana umum yang mengalami kerusakan dan terdapat di daerah mana saja,” ungkapnya.
Camat Bathin VIII Hendrizal mengungkapkan, di daerahnya sebanyak 116 rumah terendam. Rumah tersebut tersebar di lima RT, yakni RT 01, 02, 03, 04 dan RT 07. “Sementara ini, total kerugian diperkirakan mencapai Rp 150 juta,” sebut Hendrizal kepada Jambi Independent.
Informasi yang diperoleh Jambi Independent, di lima kecamatan tersebut, air merendam hampir semua rumah, sarana pendidikan, dan area persawahan. Selain itu, juga dilaporkan banyak hewan ternak yang hilang. Hingga berita ini diturunkan, belum ada korban jiwa akibat banjir tersebut. Namun, ketinggian air terus meningkat.
Pantauan Jambi Independent di lapangan, pukul 22.00 WIB malam tadi, air yang meluap dari Sungai Batang Tembesi mulai menggenangi sebagian daerah dataran rendah di Kota Sarolangun. Salah satunya kawasan Sri Pelayang Mudik, RT 09, Kelurahan Sarolangun Kembang, Kecamatan Sarolangun.
Ketinggian air yang sudah mencapai lutut orang dewasa itu menyebabkan ratusan rumah di daerah ini terendam. Warga pun menjadi panik dan sibuk mengevakuasi barang-barang di rumahnya. Menurut informasi, banjir kali ini termasuk yang terbesar di Kabupaten Sarolangun.
Selain kota, kabarnya tadi malam air juga mulai menggenangi sebagian wilayah Kecamatan Pauh dan Mandiangin. Hanya Kecamatan Air Hitam dan Kecamatan Singkut yang belum ada laporan banjir.
Banjir juga menghantam kota Sarolangun. Dua kelurahan di kota, Sarkam dan Dusun Sarolangun juga ikut merasakannya. Bahkan kantor Lurah Sarkam sudah digenangi air termasuk komplek Kompi A Sarolangun serta puluhan rumah juga digenangi air. Masyarakat mulai panik. Tadi malam dilaporkan masyarakat mulai panik dan mulai meninggalkan rumah. “Kami khawatir soalnya permukaan sungai Batang Tembesi terus naik,”kata salah satu warga semalam.
Ketinggian permukaan sungai Batang Tembesi, kemarin memang terus naik. Bahkan satu meter lagi mencapai jembatan Lintas dan jembatan Betrik, Sarolangun.
Meluapnya air sungai Limun dan Batangasai, selain mengenangi rumah warga, dikabarkan juga menghanyutkan beberapa rumah warga di Pulau Pandan dan Lubuk Resam. Hanyutnya rumah warga itu adalah karena air mengalir cukup deras dan merusak bangunan rumah warga.
Danki Kipan A Yonif 142 Sarolangun, Kapt Inf Efendi Sutego, ketika dikonfirmasi menyatakan telah memerintahkan anggotanya melakukan pengamanan. Pengamanan itu untuk dokumen, persenjataan dan amunisi yang dialihkan ke tempat yang lebih aman. Begitu pula dengan keluarga anggota kompi juga sudah mengungsi ke tempat yanglebih aman.
“Keluarga anggota sudah mengungsi ke tempat aman dan sebagian ke tempat keluarganya. Sedangkan persenjataan dan amunisi serta dokumen juga sudah kami amankan ke Koramil. Air mulai masuk sekitar pukul 16.00 dan kami sudah siagakan anggota,” ujarnya.
Menurut salah seorang warga, Zaidan, di Pulau Pandan, jalan-jalan sudah terendam. Warga juga sudah mengungsi ke tempat yang lebih tinggi. “ Jalan tidak bisa dilalui kendaraan karena terendam,”timpalnya.
Di tempat terpisah, Lurah Sarolangun, Rospian, mengaku terkejut dengan meluapnya air sungai Batang Tembesi ini. Apalagi kemudian itu menggenangi kantornya termasuk rumah warga di sekitarnya.
“Saya sudah memanggil seluruh staf untuk mengamankan barang-barang kantor dengan membawanya ke tempat aman. Banjir kali ini sangat mendadak dan kebih parah daripada biasanya,” kata Rospian, di tengah kesibukannya mengamankan barang-barang kantor.
Banjir ini langsung mendapat perhatian Bupati Sarolangun, H Hasan Basri Agus. Dia kemarin langsung turun melihat kondisi warga yang terkena musibah di Kecamatan Batin VIII.
Kunjungan Bupati juga didampingi Kadis Nakertrans, Amir Sakib dan Kadis Diknas, Hefni Zen, Kapolsek serta Camat Batin VIII. Dalam kesempatan itu, Bupati memberi bantuan uang kepada Desa Teluk Kecimbung yang terkena banjir. Dia berharap warga bersabar menghadapi banjir kali ini. Namun, puluhan KK warga di kelurahan Sarkam yang peralatan dapur dan berasnya terendam hingga sore kemarin belum mendapatkan bantuan.
“Kami akan siagakan petugas kesehatan dan akan membantu korban banjir sebagai salah satu bentuk penanggulangan banjir,” kata H Hasan Basri Agus, di sela-sela kunjungannya di Desa Teluk Kecimbung dengan mengunakan perahu untuk mengunjungi musibah banjir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar