Jumat, 25 Februari 2011

Terisolir, Warga 7 Kampung di Kambang Ancam Demo

Ruas jalan di nagari Kambang Utara yang terban masuk sungai Batang lengayang, koLambannya upaya pemerintah daerah kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) menangani keluhan masyarakat nagari Kambang Utara kecamatan Lengayang terhadap ancaman keterisolasian membuat ribuan masyarakat di nagari itu mulai kesal.

Ruas jalan yang menghubungkan nagari ini dengan nagari tetangganya Kambang Barat, sekarang kondisinya memang sudah cukup memprihatinkan. Sepanjang 50 meter ruas jalan di kampung Padang Panjang II itu, sebagaian badan jalanya telah terban masuk sungai batang Lengayang yang melintas di pinggir ruas jalan ini. Bahkan disaat musim hujan, air sungai yang meluap itu mengakibatkan tebing sungai yang terkikis semakin meluas.

Rasul 45, warga kampung Padang Panjang II nagari Kambang Utara kecamatan Lengayang kepada Padang Ekspsres menjelaskan, masyarakat nagari Kambang Utara memang sangat berharap agar pihak terkait dalam hal ini dinas PU dan dinas Pengairan, bisa dengan sesegera mungkin melakukan perbaikan ruas jalan yang terban itu. Sebab keluahan masyarakat ini sudah terpendam sejak satu tahun belakangan, seiring terbanya ruas jalan itu.
Namun hingga saat ini belum juga terlihat upaya perbaikan. “Berdasarkan hal itu, sehingga masyarakat nagari kambang Utara telah bertekat akan melakukan aksi demo ke kantor bupati nantinya, jika keluahan itu tidak juga di tanggapi,” ungkapnya. hal yang sama juga di katakan Iyus 52, warga lainya, kekesalan warga nagari Kambang Utara ini bukanlah hal berlebihan, sebab keluahan ini memang telah disampaikan sejak satu tahun belakang, seiring terbanya ruas jalan ini ke dalam sungai Batang Lengayang yang melintas di pinggir jalan ini. Dikatakanya, nagari Kambang Utara ini didiami oleh 860 kepala keluarga yang berasal dari 7 kampung yang ada. Diataranya, kampung Padang Panjuang II, Padang Panjang I, Lubuk Sariak, Gantiang Kubang, Simaung, Pasiah Laweh, Sumbaru, dan Kampung Akat.
“Mereka ini, sekarang terancam terisolasi jika ruas jalan terban yang akan menghubungkan 7 kampung ini belum juga diperbaiki. Semantara, setiap hari volume terbanya selalu bertambah,” jelasnya. Saat ini masyarakat memang berharap agar pemerintah menanggapi keluhan warga ini dengan serius, sebab hanya inilah satu-satunya akses jalan yang dijadikan andalan masyarakat dari 7 Kampung yang ada di nagari Kambang Utara itu. “Ruas jalan yang terban di ruas jalan kampung Padang Panjang II ini telah terjadi sejak 1 tahun terakhir. Memang terbanya ruas jalan itu terjadi secara berangsur, namun kondisinya kian hari semakin parah jika dibiarkan tanpa ada penanganan dan antisipasi,” ungkap Darmalis, wali nagari kambang Utara kecamatan lengayang kepada Wartawan saat di hubungi kemarin.
Dikatakanaya, masyarakat yang terancam terisolasi di 7 kampung itu mencapai 4.500 jiwa lebih, sekarang mereka memang harus ekstra hati-hati jika melintasi ruas jalan yang terban itu, sebab bisa berdampak masuk sungai. “Apa lagi lokasinya memang pas berada pada tikungan yang cukup tajam jika kita dari arah pasar. Sehingga sangat rawan terhadap keselamatan warga yang melintas,” jelasnya. Ditambahkanya, saat ini memang sebagian masyarakat ada yang berkeinginan untuk mendatangi kantor bupati melakukan demo.
Mereka itu bermaksut menyampaikan keluhan agar jalan terban ini segera dierbaiki, sebab telah satu tahun kejadian, belum juga ada tanggapan dari pihak terkait. “Namun sebagai pemerintah terendah, saya masih bisa menahan dan meberikan pengertian kepada warga, sehingga ancaman demo itu sampai sekarang masih bisa diredam,” ungkapnya. Sebagai daerah penghasil padi, Karet, dan kelapa sawit, masyarakat di nagari ini memang berharap agar kampungnya jangan sampai terisolasi, sebab jika itu terjadi maka bisa berdampak terhadap keberlangsungan ekonomi masyarakatnya. Termasuk dalam hal pemenuhan kebutuhan dan lainya. Sedangkan Murdinal Guswandi, camat Lengayang kepada Wartawan menjelaskan, keluahan masyarakat itu sebenarnya sudah mendapat tanggapan serius dari pemerintah. Namun di lokasi itu belum ada kesepakatan pembebasan lahan untuk normalisasi sungai (Pelurusan red).
Jika tidak dinormalisasi, maka upaya perbaikan yang dilakukan hanya sia-saia saja. “Sebab sudah tiga kali terban di titik yang sama, setelah diperbaiki terban kembali,” terangnya. Dari itu melalui kesempatan ini, Murdinal, berharap kepada masyarakat yang memiliki lahan pada lokasi sungai yang melintasi ruas jalan yang terban itu, agar bersedia merelakan sebagaian lahanya terkena proyek normalisasi. Sebab pengorbanan itu akan memberikan manfaat bagi ribuan jiwa yang mendiami 7 kampung di nagari kambang Utara itu. Walau demikian, kita akan tetap berupayah agar keinginan masyarakat bisa terealisasi dalam waktu dekat. selin itu pihak pemerintah juga akan berupaya agar tidak ada masyarakat yang di rugikan,” tutupnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar