Selasa, 15 Februari 2011

Banjir, Kebutuhan Benih Pun Melonjak

JAMBI, - Kebutuhan benih padi meningkat pada awal kemarau ini. Pasalnya, banyak benih yang telah ditanam petani rusak akibat terendam banjir. Saat ini banjir melanda 353 hektar areal persawahan yang baru saja ditanami padi di Kota Jambi.

Dalam pantauan Kompas, banjir terjadi pada belasan hektar hamparan sawah di Kecamatan Jambi Timur, Kota Jambi. Padahal, bibit semaian baru saja ditanam ke sawah. Banjir yang berlangsung hampir sepekan terakhir ini megakibatnya sebagian tanaman rusak. Tidak hanya itu, banyak petani malah tidak bisa menanam padi semaian, karena genangan air di sawah mereka masih terlalu tinggi. "Kami sudah membuat semaian, tapi padinya b elum bisa ditanam. Kami masih harus menunggu sampai air sedikit surut," tutur Ali, petani di Sejinjang, Jambi Timur.

Di sentra penanaman padi Kecamatan Kumpeh Ulu, Kabupaten Muaro Jambi, hamparan padi yang mulai menguning juga terendam banjir, setelah hujan terus turun dalam sepekan ini. Menurut Darus, petani setempat, buah padi yang telah keluar dikhawatirkan tidak berkualitas sama baik nya seperti pada panen-panen terdahulu. "Kalau terendam banjir cukup lama, akan mempengaruhi kualitas gabah. Bahkan, gabah bisa busuk kalau terendam terlalu lama," ujarnya.

Kepala Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perikanan (DPPP) Kota Jambi, Harlik mendata banjir pada areal persawahan di wilayahnya mencapai 3 53 hektar, dari total 1.200 hektar. Banjir terjadi pada empat kecamatan, yaitu Jambi Timur 156 hektar, Danau Teluk 55 hektar, Pelayangan 138 hektar, dan Telanaipura 4 hektar.

Menurut Harlik, dinas sebelumnya tel ah menyalurkan 24,8 ton benih padi kepada petani, bersumber dari benih cadangan nasional. Atas kerusakan benih yang terjadi akibat banjir tersebut, dengan demikian pihaknya harus mengajukan kembali bantuan benih kepada provinsi. Bantuan ini untuk mengganti benih di tingkat petani yang telah rusak. "Kami sudah mengajukan sebanyak 475 kilogram bibit padi baru melalui provinsi, untuk nantinya disalurkan ke petani yang sawahnya terendam banjir," ujarnya.

Pihaknya mengkhawatirkan, anomali cuaca pada tahun ini dapat berdampak pada menurunnya produktivitas padi. Padahal tahun ini pemerintah menargetkan peningkatan produksi beras. Pihaknya sendiri juga menargetkan produktivitas gabah kering panen naik, yaitu mencapai 6,5 ton per hektar pada tahun ini, atau lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang mencapai 5,9 ton. "Namun, kami khawatir produktivitas pada tahun ini takkan mencapai target, karena faktor iklim," ujarnya.

Karena itu, untuk mengantisipasi gagal tanam, pihaknya mengupayakan penyaluran bibit padi kepada petani, agar padi baru dapat secepatnya kembali ditanam di sawah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar