Jumat, 12 November 2010
Kepala Desa Simpang III, Efendi, Jumat (12/11) mengatakan tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Namun ratusan warga terpaksa mengungsi ke lokasi yang lebih tinggi.
"Ratusan rumah warga terendam hingga sebahu orang dewasa, hingga saat ini belum ada bantuan dari pemerintah, karena lokasi kejadian cukup jauh dari ibukota kabupaten sekitar 30 kilometer dengan kondisi jalan berlumpur," katanya.
Ia menyebutkan, banjir bandang diduga akibat hutan gundul di sekitar lokasi yang terjadi sejak tiga hari terakhir akibat hujan lebat, sehingga sungai yang ada tidak mampu menampung derasnya arus.
Selain merendam ratusan rumah, banjir bandang yang melanda dua desa itu juga merendam 167 sekolah dasar (SD) dan satu sekolah menengah pertama (SMP) dengan air setinggi bahu orang dewasa. Akibat banjir tersebut, sekolah tersebut diliburkan dan hingga saat ini, warga juga masih sibuk menyelamatkan harta bendanya ke tempat yang lebih tinggi.
Sungai Ketalo di daerah itu meluap karena adanya tumpukan kayu bekas tengangan liar yang menyumbat di jembatan dekat desa tersebut, air meluas ke pemukiman dan lahan warga. Belum diketahui berapa kerugian yang diderita warga, dan instansi terkait hingga saat ini juga belum ada yang turun ke lokasi banjir untuk mendata dan mebantu warga.
Dikhawatirkian bila hujan terus mengguyur daerah tersebut, maka banjir juga akan meluas, untuk itu warga sangat mengharapkan aparat dari berbagai intansi terkait segera turun ke lokasi. "Saat ini warga masih mengungsi di tempat yang tinggi karena rumah mereka belum bisa ditempati disebabkan masih tingginya air yang mengenangi rumah mereka," kata Efendi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar