Selasa, 11 Oktober 2011

PENYAKIT AKAR PUTIH (Rigidoporus microporus) DAN MANAJEMEN PENGENDALIANNYA DI PERKEBUNAN KARET

Penyakit akar putih yang disebabkan oleh jamur Rigidoporus microporus merupakan penyakit penting di perkebunan karet di Indonesia. Penyakit ini mengakibatkan kerugian ekonomi sebesar 3.3 triliun rupiah pertahunnnya. Daerah yang tinggi kejadian penyakit akar putih adalah sentra perkebunan karet di Riau, Sumatera Barat dan Kalimantan Barat. Tingginya kejadian penyakit tersebut disebabkan oleh kondisi agroekosistem yang sesuai bagi perkembangan patogen, kurang baiknya penyiapan lahan tanam, kurang nya upaya pengobatan tanaman sakit, kurangnya pengetahuan dan kesadaran petani tentang penyakit, terbatasnya pendapatan dan kurang tersedianya sarana pengendalian penyakit. Pengendalian penyakit akar putih yang dianjurkan adalah cara pencegahan lebih diutamakan dari pengobatan tanaman Pencegahan penyakit meliputi pemusnahan/pengurangan sumber infeksi (pembongkaran tunggul/sisa akar dengan mekanis, percacunan tunggul, penggunaan jamur pelapuk tunggul, penanaman tumbuhan antagonis dan kacangan, dan penaburan belerang disekitar tunggul) dan perlindungan tanaman (fungisida belerang, kimiawi atau tumbuhan antagonis di pangkal akar tanaman). Pengobatan tanaman dilakukan dengan fungisida kimia dipadukan dengan tumbuhan antagonis untuk menghemat penggunaan fungisida. Pemantauan penyakit secara dini sangat dianjurkan untuk meningkatkan keberhasilan pengobatan dan mengurangi resiko kematian tanaman.
Kata kunci : karet, Rigidoporus microporus dan pengendalian


Di perkebunan karet terdapat beberapa jenis penyakit yang sering menimbulkan kerusakan yaitu penyakit akar, batang/cabang dan daun tanaman. Penyakit akar merupakan penyakit yang penting karena berakibat kepada kematian tanaman karet. Ada 5 jenis penyakit akar, tetapi penyakit akar putih yang disebabkan oleh jamur Rigidoporus microporus merupakan penyakit yang paling penting yang sering mengakibatkan kerugian ekonomi yang cukup berarti
Penyakit akar putih dapat menimbulkan kerusakan di kebun entres, tanaman belum dan telah menghasilkan. Kerusakan berat oleh penyakit tersebut sering terjadi pada tanaman belum menghasilkan. Kematian tanaman oleh penyakit tersebut mengakibatkan rendahnya kerapatan pohon karet per hektar yang berpengaruh langsung terhadap menurunnya produktifitas kebun. Pada beberapa kebun yang terdapat di daerah rawan penyakit akar putih, kerapatan pohon per hektarnya mencapai 50-60 % sehingga terpaksa dilakukan peremajaan.
Penyakit akar putih dapat menimbulkan kerusakan di semua wilayah perkebunan karet Indonesia. Tetapi keparahan penyakit yang ditimbulkannya berbeda antar wilayah tergantung kepada kondisi agroklimatnya terutama kondisi kebersihan kebun dari tunggul dan sisa akar, kondisi bio-kimia-fisik tanah, curah hujan dan topografi (Fox, 1977 dan Wijewantha, 1964). Selain itu keparahan penyakit berbeda di perkebunan karet rakyat dan perkebunan besar. Perkebunan karet rakyat sering mengalami kerusakan yang lebih berat dibandingkan dengan perkebunan besar karena kurangnya upaya pengendaliannya.
Pengendalian penyakit akar putih sulit dilakukan karena memerlukan pengetahuan, waktu, tenaga dan biaya yang cukup besar. Terbatasnya pengetahuan dan kesadaran tentang pentingnya penyakit akar putih, mahalnya biaya pengendalian serta terbatasnya pendapatan pekebun mengakibatkan upaya pengendalian tidak dilakukan. Akibatnya kerusakan atau kematian tanaman makin meningkat setiap tahun. Oleh karena itu perlu disampaikan informasi tentang status, perkembangan penyakit akar putih dan upaya pengendaliannya
Penyakit akar putih menyebar di wilayah perkebunan karet Indonesia. Penyakit ini dijumpai di dataran rendah dan tinggi dan di daerah beriklim basah dan kering dengan keparahan penyakit yang berbeda. Daerah yang sering mengalami serangan skala berat jamur akar putih adalah Riau, Jambi, Sumatera Barat dan Kalimantan Barat; serangan skala sedang adalah di Nanggro Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Jambi, sebagian Sumatera Selatan, sebagian Bengkulu dan sebagian Lampung, dan serangan skala ringan adalah di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur




Kondisi Sosial Ekonomi Petani dan Sarana Pertanian
Tingginya kejadian penyakit akar putih di perkebunan rakyat berhubungan dengan faktor sosial ekonomi petani dan sarana pertanian. Faktor ini pada umumnya meliputi; (1) masih rendahnya pengetahuan petani tentang penyakit akar putih dan pengendaliannya (2) rendahnya kesadaran petani tentang nilai kehilangan finansil akibat kerusakan oleh penyakit tersebut dengan anggapan bahwa nilai kerugian beberapa pohon rusak akibat penyakit tersebut tidak seberapa, (3) terbatasnya pendapatan sebagian petani untuk membiayai pencegahan dan pengobatan tanaman, (4) kurang tersedianya fungisida seperti belerang dan Bayleton, Danvil atau Anvil di toko/kios pertanian pada sentra perkebunan karet rakyat. Kesemuanya ini mengakibatkan petani tidak melakukan tindakan pencegahan dan pengobatan apapun terhadap tanaman karetnya yang terkena penyakit tersebut. Akibatnya serangan jamur akar putih pada kebun karetnya lambat laun makin meningkat setiap tahunnya.
Di perkebunan besar, tanaman terserang jamur akar putih pada masa tanaman belum menghasilkan masih jarang ditemukan karena penyiapan lahan dilakukan dengan baik, tunggul dan sisa akar sebagai sumber infeksi disingkirkan. Akan tetapi pada masa tanaman menghasilkan, tanaman terserang tersebut makin banyak dijumpai karena pengobatannya jarang dilakukan dengan alasan biayanya mahal. Akibatnya banyak dijumpai hiaten atau areal kosong ditengah kebun karet





Monitoring atau pemantauan atau pengamatan perkembangan penyakit merupakan komponen yang penting dalam pengendalian penyakit. Tujuan utama monitoring penyakit adalah menemukan tanaman yang terserang dini untuk segera dilakukan tindakan pengobatan. Tanaman yang terserang dini lebih mudah dan cepat disembuhkan dengan resiko kematian yang kecil. Penyembuhan yang lebih cepat dari tanaman sakit akan memperkecil kemungkinan penularan penyakit ke tanaman lainnya.
Serangan dini jamur akar putih ditunjukkan dengan adanya miselia atau rizomorf pada perakaran tanaman tetapi gejala pada tajuk tanaman belum tampak. Dalam stadia ini jamur akar putih hanya menempel di permukaan akar tetapi belum mengakibatkan kerusakan/pembusukan pada bagian kulit atau kayu. Jika pembusukan/kerusakan telah terjadi pada kulit atau kayu, terlihat daun tajuk akan memucat atau menguning, hal ini menunjukkan tingkat serangan telah berlanjut. Dalam kondisi serangan lanjut seperti ini tindakan pengobatan telah terlambat dan resiko kematian tanaman lebih besar. Oleh karena itu pada areal bertunggul pengamatan serangan dini dengan pemeriksaan perakaran terutama pada tanaman muda sangat dianjurkan (Lim, 1978; Basuki,1981; Situmorang dan Budiman, 1990). Tetapi pada areal yang bersih tunggul dan sisa akar pengamatan serangan dapat dilakukan dengan cara pemeriksaan gejala secara menyeluruh pada tanaman untuk menentukan titik awal infeksi. Apabila terdapat < 1 % tanaman terinfeksi maka pengamatan secara intensif dengan pemeriksaaan perakaran tanaman dilakukan secara keseluruhan tanaman terutama tanaman tetangga yang telah terinfeksi. Pengamatan serangan dini dilakukan mulai pada umur 6 bulan setelah tanam dengan selang waktu 3 bulan sekali selama musim hujan atau minimal 6 bulan sekali pada awal dan akhir musim hujan. Pemeriksaan dilakukan pada keseluruhan tanaman dengan mengerok tanah sedalam 2-10 cm di sekitar pangkal akar. Miselia atau rizomorf akan terlihat pada permukaan perakaran tanaman yang terserang (RRIM, 1974; Lim, 1978; Basuki,1981; Situmorang dan Budiman, 2003). Pengamatan serangan secara intensif juga dilakukan pada tanaman tetangga yang telah ataupun belum diobati dan pada seluruh tanaman di sekitar hiaten. Pada tanaman muda pengamatan intensif dilakukan pada tanaman pertama dekat tanaman terinfeksi sedangkan pada tanaman dewasa dilakukan sampai tanaman ke dua dari tanaman yang telah menunjukkan gejala pada tajuk atau telah terserang lanjut. Pengobatan tanaman sakit Pengobatan tanaman sakit oleh jamur akar putih masih relatif kurang dilakukan khususnya di perkebunan karet rakyat karena alasan biayanya terlalu mahal. Waktu pengobatan tanaman sakit sering dilakukan terlambat yaitu pada waktu serangan lanjut sehingga mengakibatkan rendahnya keberhasilan penyembuhan. Pengobatan tanaman sakit dapat dilakukan dengan penggunaan fungisida/biofungisida atau dengan tumbuhan antagonis. Beberapa fungisida/biofungisida dan tumbuhan antagonis yang dianjurkan dalam pengendalian penyakit akar putih tercantum dalam Tabel 6. Aplikasinya dilakukan dengan cara pengolesan, penyiraman dan penaburan pada perakaran 6 bulan sekali.










FUAT NURDIANSYAH :PENYAKIT AKAR PUTIH (Rigidoporus microporus) DAN MANAJEMEN PENGENDALIANNYA DI PERKEBUNAN KARET RAKYAT

FUAT NURDIANSYAH :PENYAKIT AKAR PUTIH (Rigidoporus microporus) DAN MANAJEMEN PENGENDALIANNYA DI PERKEBUNAN KARET RAKYAT

Pengendalian penyakit tanaman pada umumnya di Indonesia terutama propinsi jambi berpedoman pada prinsip: "pencegahan lebih baik daripada pengobatan". Pencegahan pada awalnya tampak sulit dan mahal tetapi pada akhirnya akan menjadi lebih murah dan memberikan keuntungan. Sebaliknya pengobatan tampak lebih murah pada awalnya tetapi pada akhirnya menjadi lebih mahal dan sering mengakibatkan kerugian berupa kematian tanaman jika cara pengobatannya tidak tepat




Pencegahan penyakit Pencegahan penyakit dilakukan dengan cara pemusnahan sumber infeksi yaitu tunggul dan sisa akar, dan perlindungan akar utama dari infeksi patogen.
Pemusnahan/pengurangan sumber infeksi : tunggul dan sisa akar
Cara pengendalian penyakit akar putih yang paling efektif adalah mengurang atau memusnahkan sumber infeksi jamur berupa tunggul dan/atau sisa-sisa akar tanaman pada waktu pembukaan lahan dengan cara berikut. Pembongkaran tunggul dan sisa akar Pembongkaran tunggul dan akar dilakukan dengan cara mekanis (dozer dan traktor) yang diikuti pengumpulan dan pembakaran akar-akar kecil pada saat pengolahan lahan. Di perkebunan besar, karena adanya larangan pembakaran, tunggul dan sisa akar ditumpuk pada jalur dalam areal kebun dengan resiko akan menjadi sumber infeksi patogen sehingga perlu dianjurkan pengamatan intensif penyakit dekat tumpukan tunggul. Di perkebunan rakyat, pembongkaran tunggul dan sisa akar jarang dilakukan karena biayanya cukup mahal, biasanya terbatas hanya dilakukan pada proyek pembangunan perkebunan rakyat binaan pemerintah.



Peracunan tunggul. Penggunaan racun tunggul dimaksudkan untuk mempercepat pelapukan tunggul sehingga kurang dari 2 tahun tunggul tempat hidup jamur akar putih telah menjadi hancur. Racun tunggul yang digunakan adalah Garlon 480 EC atau Tordon 101 hal tersebut langsung dipaparkan oleh fuat nurdiansyah dosen universita jambi (unja) pakultas pertanian kepada kelompok tani panca karya yang dipimpin pak tasaut beserta anggotanya didesa sungai buluh kecamatan muara bulian kabupaten batang hari selasa (11/0ktober 2011) didampinggin beberapa dosen . fuat nurdiansyah juga menambahkan Racun tunggul dioleskan di sekeliling tunggul setelah kulit dikelupas selebar 20 cm dan segera setelah tebang pohon. Di perkebunan besar, peracunan tunggul biasanya dilakukan pada areal berbukit atau lereng yang tidak dapat dijangkau oleh traktor. Di perkebunan rakyat pada umumnya belum mengenal peracunan tunggul ini. Peracunan tunggul hanya terbatas digunakan pada proyek pembangunan perkebunan rakyat binaan pemerintah.
Pemberdayaan jamur pelapuk tunggul. Jamur pelapuk kayu Coriolus versicolor merupakan jamur yang paling dominan berkembang pada tunggul karet. Jamur pelapuk pelapuk kayu ini dapat diberdayakan untuk mempercepat pelapukan tunggul karet sehingga mengurangi ketersediaan media tempat hidup jamur akar putih. Cara pemberdayaannya adalah dengan menebang/memotong pendek pohon karet yiaitu sekitar 5-10 cm diatas permukaan tanah kemudian diikuti dengan pembakaran tunggul secara ringan dengan cabang/ranting kayu sehingga hanya mematikan bagian kulit. Cara ini akan mengundang masuknya jamur pelapuk tersebut pada tunggul. Untuk memacu percepatan pelapukan tunggul, jamur pelapuk dapat diinokulasikan dengan menempatkannya diatas tunggul kemudian ditutup dengan tanah atau serasah. Inokulasi dilakukan pada musim hujan dan jamur pelapuk dapat diambil dari tunggul lama.
Pemberdayaan tumbuhan antagonis. Beberapa tumbuhan antagonis seperti laos, kunyit, garut dan lidah mertua dapat diberdayakan untuk mengurangi sumber infeksi pada tunggul dan sisa akar. Tumbuhan ini dapat mengeluarkan bahan kimia antibiotik untuk jamur akar putih di sekitar perakaran sehingga akan menekan perkembangan jamur yang hidup pada tunggul. Tumbuhan antagonis tersebut ditanam 10-12 pokok di sekeliling pangkal tunggul pada saat musim hujan setelah lahan dibersihkan.




Penanaman tanaman kacangan. Tanaman kacangan ini selain berfungsi sebagai penutup tanah mencegah erosi dan menyuburkan tanamn tetapi juga berguna untuk meningkatkan aktifitas mikrobia saprofitik sehingga akan mempercepat pelapukan tunggul dan sebagian menjadi antagonis terhadap jamur akar putih (Newsam, 1963). Tanaman kacangan penutup tanah yang digunakan adalah Pueraria javanica, Centrosema pubescens, Calopogonium mucunoides dan Mucuna sp. Di perkebunan besar penanaman tanaman kacangan ini umum dilakukan tetapi jarang di perkebunan karet rakyat.
Penaburan belerang. Belerang dapat dianjurkan untuk menekan perkembangan jamur akar putih terutama pada tunggul disekitar hiaten-hiaten (pulau kosong) atau dekat tanaman sakit atau terserang sebelumnya. Belerang ditaburkan sekitar 150-200 g disekeliling tunggul tiap tahun dengan 2-3 kali ulangan aplikasi.
Teknik pemusnahan/pengurangan sumber infeksi terpadu. Cara pemusnahan/pengurangan sumber infeksi jamur akar putih seperti disebutkan diatas dapat dipadukan untuk lebih memperkecil sumber infeksi jamur tersebut. Peracunan tunggul dapat dikombinasikan dengan inokulasi buatan jamur pelapuk dan penanaman \tumbuhan antagonis disekeliling pangkal tunggul karet. Atau penaburan belerang dipadukan dengan penanaman tumbuhan antagonis di sekeliling tunggul karet.
Selanjutnya fuat nurdiansyah memaparkan kepada para petani karet didesa sungai buluh Upaya perlindungan tanaman terhadap infeksi jamur akar putih masih jarang dilakukan. Di perkebunan rakyat hanya terbatas dilakukan pada proyek pembangunan karet binaan pemerintah dan petani maju. Sedangkan, di perkebunan besar perlindungan tanaman hanya dilakukan pada areal pertanaman bertunggul atau areal berlereng karena pada umumnya penyiapan lahan dilakukan dengan baik.





Penggunaan belerang/fungisida lain. Dalam upaya perlidungan tanaman digunakan fungisida/biofungisida. Fungisida yang dianjurkan adalah belerang, Bayfidan 3 G dan Triko P+. Belerang (100-200 g/pohon) ditaburkan di sekeliling tanaman sampai 20-100 cm dari leher akar setiap tahun selama 5 tahun pertama setelah tanam (Basuki 1986; Soepena dan Nasution 1986). Bayfidan 3 G dan Triko P+ diaplikasikan pada pangkal batang mulai umur 3 bulan dengan selang aplikasi 6 bulan sekali pada tanaman belum menghasilkan ,Penggunaan tumbuhan antagonis. Tumbuhan antagonis tersebut mengeluarkan zat antibiotik dari perakarannya yang dapat menekan perkembangan penyakit akar putih. Tumbuhan ini akan memberikan perlindungan terhadap tanaman dari serangan akar putih dalam jangka panjang. Tumbuhan antagonis yang dapat digunakan adalah kunyit, lidah mertua dan laos. Kunyit, laos dan atau lidah mertua (3-4 pokok/tanaman karet) ditanam disekeliling pangkal batang tanaman karet pada umur 3 bulan. Kunyit sebaiknya dikombinasikan dengan lidah mertua sedangkan laos tidak perlu. Tumbuhan antagonis dapat digunakan untuk perlindungan tanaman sehat tetangga dekat tanaman sakit baik pada tanaman belum menghasilkan maupun telah menghasilkan. Tumbuhan antagonis yang terbaik untuk tujuan ini adalah lidah mertua pedangan (besar). Tumbuhan ini mampu tumbuh dalam kondisi bersaing dengan akar tanaman karet dan kondisi terlindung. Banyaknya tumbuhan yang ditanam per tanamanan karet adalah 4-6 pokok pada tanaman belum menghasilkan dan 8-10 pokok pada tanaman menghasilkan.




sementara ketua kelompok tani panca karya tasaud mengatakan dengan adanya kehadiran pak fuat nurdiasyah dari dosen universitas jambi ,ilmu yang di berikan pada kami sangat berharga yang mana ilmu tersebut menbah wawasan bagi petani karet seperti saya dan anggota saya,kami sebagai masyarakat ini merup[akan solusi bagi petani karet ,jika karet kita sehat tentunya hasil latex kami berlipah tentunya penghasilan kami makin bertambah ,kami juga merasa bangga dan terharu masih ada seorang dosen ilmu pertaniaan memberikan ilmu yang selama ini tidak kami ketahui,semoga terus berkelanjutan ucapnya

Kamis, 18 Agustus 2011

FKMPA Buka Posko Pengaduan Pelanggan Air

FKMPA Buka Posko Pengaduan Pelanggan Air

Dalam rangka memperingati Hari Air Dunia 2008 Forum Komunikasi Masyarakat Pelanggan Air
(FKMPA) bekerjasama dengan YLKI Sumut membuka ‘Posko Pengaduan Pelanggan Air' dan
akan menggelar serangkaian kegiatan dalam Paket ‘Gerakan Bersih Sungai' (GBS), yang
dimulai 26 Februari-26 Maret 2008 di Jl AR Hakim No 112 C dan Jl Sena (Kantor YLKI SU).
MEDAN,
WASPADA Online
Dalam rangka memperingati Hari Air Dunia 2008 Forum Komunikasi Masyarakat Pelanggan
Air (FKMPA) bekerjasama dengan YLKI Sumut membuka ‘Posko Pengaduan Pelanggan Air'
dan akan menggelar serangkaian kegiatan dalam Paket ‘Gerakan Bersih Sungai' (GBS), yang
dimulai 26 Februari-26 Maret 2008 di Jl AR Hakim No 112 C dan Jl Sena (Kantor YLKI SU).
Azri SMAK, SE, selaku Ketua Forum Komunikasi Masyarakat Pelanggan Air (FKMPA)
menyebutkan di antornya Selasa (26/2), kegiatan tersebut antara lain berupa kampanye ‘Sadar
Sungai Bersih' kepada masyarakat sepanjang Bantaran Sungai Sunggal-Belawan, Lomba
Pidato Hari Air Dunia Tingkat SMU/Sederajat Putra-Putri yang dilaksanakan pada 13-15 Maret
2008.
Serangkaian dengan itu akan didirikan Posko GBS sementara puncak Peringatan Hari Air
Dunia 2008 akan dilaksanakan pada 22 Maret 2008 di Bantaran Sungai Sunggal dekat Instlasi
Pengolahan Air PDAM Tirtanadi.
Diharapkan acara tersebut akan dibuka oleh Gubsu Drs Rudolf M Pardede, ujar Azri
didampingi H Abu Bakar Siddiq, SH, Ketua YLKI Sumut dan Sekretaris, Agus Susanto di
Sekretariat Jl AR Hakim No 112 C/206 C Medan.
Pembukaan Posko Pengaduan Pelanggan Air dimaksudkan sebagai komitmen FKMPA dan
YLKI Sumut untuk melindungi eksistensi konsumen pelanggan air agar memperoleh hak-hak
normatifnya sesuai UU Konsumen No 8 Tahun 1999.&quot;Saya berharap informasi tentang
adanya gangguan pelayanan air haruslah lengkap alamat dan datanya sehingga dapat dicek
dan dilakukan langkah-langkah perbaikannya, bukan informasi yang sengaja digantung atau
dipolitisir dengan tanpa berani menyebutkan alamat jalan beserta nomor rumah
pelanggan,&quot;ujar Abu Bakar.
Sedangkan Kampaye ‘Sadar Sungai Bersih' dimaksudkan untuk memberi pengetahuan dan
pemahaman kepada masyarakat tentang arti-pentingnya menjaga kebersihan sungai. Sungai
bukan tempat sampah, dan bahaya sungai yang tercemar bagi kesehatan. Sedang Lomba
Pidato Hari Air Dunia 2008 yang diikuti lebih kurang 200 peserta dari siswa/i SMU sederajat se
kota Medan yang mengambil tema ‘Selamatkan Sungaiku dari Pencemaran' bertujuan untuk
menamakan kesadaran dan tanggungjawab moral generasi muda bangsa khususnya para
remaja dalam menjaga kelestarian dan kebersihan sungai dan berani mengatakan'Perang
terhadap Pencemaran Sungai', papar Agus Susanto yang juga Direktur LSM, Humantias
Indonesia.
Azri SMAK, SE menambahkan, pada puncak Hari Peringatan Air Dunia nanti kita telah
merancang tidak hanya sebatas acara seremonial tetapi kita akan melakukan beberapa paket
1 / 2
FKMPA Buka Posko Pengaduan Pelanggan Air
Thursday, 28 February 2008 06:06
kegiatan penting yaitu penanaman 1000 pohon, pelepasan perahu Napak Tilas Sungai dan
Pameran Lingkungan serta pameran Teknologi Ramah Lingkungan berupa ‘Tong Sampah'
mini yang dapat mendaur ulang sampah organik menjadi kompos, hasil rekayasa teknologi
Jepang.
&quot;Kita juga akan mengundang 5 Cagub/Cawagubsu untuk ikut terlibat dalam peringatan
Hari Air Dunia' agar memiliki tanggungjawab secara struktural dan moral dalam membangun
Sumatera Utara yang berwawasan lingkungan,&quot;tandas Azri.

Agenda 21, Tonggak Awal Hari Air Dunia


Meskipun Earth Summit tahun 1992 merupakan tonggak (milestone) penting, namun dimensi sosial dan lingkungan dari agenda dunia tentang air telah mulai terbentuk lebih awal yaitu pada tahun 1972 atau 2 tahun setelah dicanangkannya peringatan Hari Bumi, yaitu dalam the United Nations Conference on Human Environment yang diselenggarakan di Stockholm. Pada konferensi ini telah dideklarasikan bahwa pencemaran air telah mencapai tingkat yang membahayakan dan diperlukan upaya untuk melindungi sumberdaya alam bumi yang mencakup udara, air, tanah, serta flora dan fauna. Dalam kurun waktu 20 tahun kemudian diselenggarakan The Dublin Conference on Water and the Environment (1992), yang melahirkan pandangan baru dunia tentang air atau yang sekarang disebut dengan "The Dublin Principle" dimana 'sustainability"I keberlanjutan menjadi prinsip penting dalam pengembangan sumberdaya air.
Dalam perkembangannya kemudian, The Dublin Principles ini menjadi referensi dari beberapa pandangan yang saling bersaing dalam pengembangan sumberdaya air. Disatu sisi, LSM dan organisasi relawan serta organisasi "civil society" lainnya cenderung menekankan pada prinsip, 'affordable, equitable, dan basic right, sedangkan organisasi- organisasi yang berorientasi kepada aspek ekonomi lebih menekankan kepada konsep 'economic value and economic good". Yang sebenarnya bila keduanya dikombinasikan akan dapat mencapai hasil optimum bagi nilai manfaat air.
Earth Summit telah diselenggarakan lebih dari sepuluh tahun yang lalu, melahirkan Agenda 21 dan pada khususnya Chapter 18 yang terkait dengan sumberdaya air yang selanjutnya menjadi tonggak penting berkembangnya prinsip-prinsip pengelolaan sumberdaya air. Selain secara tegas menyetujui dan meng-adopsi The Dublin Principles kedalam Agenda 21, Chapter 18 menyatakan bahwa " sumberdaya air perlu dilindungi dengan mempertimbangkan fungsinya dalam ekosistem akuatik maupun peranannya sebagai sumber air, dalam rangka memenuhi dan mempertemukan antara pasokan dan kebutuhan akan air untuk kegiatan manusia". Selanjutnya adalah diterimanya "the ecosystem approach" atau "pendekatan ekosistem" sebagai pendekatan yang rasiona! dan ilmiah dalam pengembangan sumberdaya air.
Selanjutnya dokumen UNCED ini mengelaborasi kebutuhan untuk 'mempromosikan pendekatan multisektor yang dinamis dan interaktif yang perlu dilaksanakan pada tingkatan Daerah Aliran Sungai (DAS), wilayah sungai dan sub-wilayah sungai. Dokumen ini juga menekankan perlunya untuk melindungi, mengkonservasi dan mengelola sumberdaya air berdasarkan pada prioritas dan kebutuhan masyarakat termasuk kelompok perempuan, pemuda dan penduduk asli/setempat dalam kerangka kebijakan pengembangan ekonomi nasional. Kepada kelompok masyarakat terkena dampak diberikan peranan yang syah (legitimate) dalam pengambilan keputusan dan perumusan kebijakan. Hal yang serupa adalah, dikenalinya riparian rights atas air untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia meskipun pada sungai lintas batas negara. Diantara berbagai kegiatan yang di-identifikasi, isu-isu yang dianggap penting lainnya adalah masalah-masalah pengelolaan sungai lintas batas negara, banjir dan kekeringan, dan asesmen serta analisa atas resiko-resiko. Hal penting lainnya adalah perlunya dikenali bahwa air permukaan dan air tanah hendaknya dipandang sebagai dua elemen yang saling bergantung satu sama lain (interdependent) dalam siklus hidrologi.
Dalam peringatan Hari Air Dunia setiap negara periu merenungkan dan menghayati arti penting air sebagai sumber kehidupan, serta bersama-sama mengamankan upaya-upaya yang arif dan bijaksana untuk mendaya-gunakan, melestarikan dan mengamankan sumberdaya air (SDA) yang merupakan milik bersama umat manusia.
Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, dalam penngatan Hari Air Dunia dianjurkan agar Pemerintah Daerah (Provinsi dan Kabupaten / Kota) bersama seluruh komponen stakeholders sumberdaya air (instansi-instansi terkait, organisasi profesi terkait dengan air, para pakar, LSM, organisasi pengguna, dan sebagainya), mengadakan kegiatan yang dapat meningkatkan kesadaran manusia dalam menyebarluaskan pelaksanaan Agenda 21 untuk pengembangan dan perlindungan SDA dengan penyampaian sambutan penngatan Hari Air
Dunia dari Pemerintah, mengadakan seminar, dialog, penerbitan buku, penyebarluasan pamflet, pemberian penghargaan dan kegiatan semacam yang berkaitan.

Hari Air Sedunia: Selamatkan air

Tepat hari ini (22 maret 2010) di mana seluruh dunia pada hari ini memperingati hari Air sedunia (World day of Water ). Menurut Wikipedia,  Hari Air Sedunia diperingati setiap tanggal 22 Maret, inisiatif peringatan ini di umumkan pada Sidang Umum PBB ke 47 tanggal 22 Desember 1992 di Rio de Janeiro, Brasil. Tujuan dari peringatan ini adalah menyadarkan kita akan pentingnya air bersih dan usaha untuk menyadarkan pengelolaan air bersih yang berkelanjutan. Mungkin pada saat ini kita masih bisa menikmati air bersih dengan cuma-cuma. Tapi bagaimana kondisi kita saat 20 tahun lagi atau 50 tahun lagi. Apakah kita masih bisa merasakan air bersih lagi.
Kita mungkin beranggapan bahwa air yang kita pakai ada terus-menerus dari sumbernya tidak akan habis. Ada fakta seputar air yang menarik mengenai air di bumi ini yaitu jumlah total air yang ada di bumi ini saat ini relatif sama dengan jumlah total air saat bumi tercipta. Jumlahnya memang sama tapi yang berubah adalah bentuknya. Jadi bisa disamakan air yang kita pakai untuk minum saat ini mungkin sama dengan air yang diminum nenek moyang kita.
Berapa sih jumlah total air yang bisa diminum di dunia ini ??
Menurut data, 70% permukaan bumi kita adalah air. Akan tetapi dari semua air itu 97 % adalah air asin dan sisanya 3% adalah air tawar. Prosentasi air tawar tadi masih dibagi dengan es, air tanah, air permukaan dan uap air. Selain itu, tidak semua air tawar layak untuk diminum. Itu juga belum termasuk air yang tercemar oleh manusia. Dan tidak semua daerah di dunia ini mendapatkan porsi air yang cukup.
Lalu berapa liter kebutuhan kita kepada air ??
fungsi air kepada manusia memang vital. Kita mulai dari bangun pagi hingga tidur lagi tidak terlepas dari kebutuhan akan air. Adapun kebutuhan akan air yaitu untuk minum, mandi, mencuci, wudhu bagi umat muslim, bercocok tanam, segala macam kebutuhan hidup dan pekerjaan pasti membutuhkan air. Silahkan dihitung sendiri jumlahnya. Itu yang dihitung baru kita sendiri. Berapa jumlah penduduk di dunia ini saat ini. Itu baru saat ini lalu bagaimana kebutuhan air untuk 20 tahun mendatang jika pertumbuhan penduduk di dunia ini selalu bertambah.
Semoga ini menjadi renungan kita dan saya sendiri. Marilah kita melakukan penghematan air. Jangan boros-boros. Ingat segala sesuatu yang boros itu tidak baik. Selamat hari air sedunia.

World Water Day alias Hari Air Dunia

Manusia memang makhluk yang kreatif. Selalu saja ada kreasi yang dihadirkan ke muka. Salah satunya, kreasi menjadikan sebuah tanggal sebagai hari spesial. Ya, begitulah. Ada Hari Pahlawan, lalu Hari Ibu, Hari Bumi, dan semacamnya. Nah, hari ini 22 Maret adalah Hari Air Dunia atau bahasa british-nya World Water Day (WWD).
Yang saya ketahui,  WWD memang sebuah ritual tahunan dunia yang rutin digelar setiap tanggal 22 Maret. Setiap tahun berganti tema. Tahun ini,  tema WWD yakni “Shared Water, Shared Opportunities”. Kata para bule yang punya ide mendesain WWD tahun ini, isu tahun ini sangat terkait dengan isu sentral transboundary water atau manajemen sumber daya air lintas batas.
Waduh,  kok jadi kebanyakan istilah british ya? Begini deh. Istilah transboundary water atau manajemen sumber daya air lintas batas itu kira-kira soal sungai sumber kehidupan yang melewati lebih dari satu negara.
Dari yang saya baca, tema hari air dunia ini selalu mengalami perubahan dari tahun ke tahun. Tahun lalu, “Sanitation” atau Sanitasi menjadi tema utama Hari Air Dunia 2008.  Tema “sanitasi” dipilih karena tahun kemaren ada International Year of Sanitation atau Hari Air Sanitasi Dunia. Sementara pada tahun 2007, WWD punya  tema “Coping with Water Scarcity” atau “Mengatasi Kelangkaan Air”.

Kenapa ya, kok, bule-bule itu memilih transboundary water sebagai tema besar Hari Air Dunia tahun ini. Nah, info dari situs resmi World Water Day tertulis bahwa sekarang ini hampir 40 persen penduduk dunia tinggal di daerah aliran sungai dan danau, yang bentangannya melewati batas-batas negara. Jarene (katanya) setidaknya ada 263 sungai lintasnegara, yang melintas di 145 negara.  Sungai Amazon, Sungai Nil, Sungai Mekong, Sungai Congo, dan Sungai Danube di Eropa adalah beberapa nama sungai-sungai lintasnegara.
sungai-sungai transbundari terbesar di dunia
sungai-sungai transbundari terbesar di dunia
Lalu, apa sih pentingnya dibahas, bahkan harus menjadi tema?
Begini, mengelola sumber daya air yang melibatkan negara-negara yang berbeda itu jelas rawan konflik. Kok bisa?
Ilustrasnya begini, kualitas sungai di daerah hilir jelas sangat bergantung pada kondisi daerah hulu. Jika sudah tercemar di hulu, daerah hilir ya akan kebagian sial, kan?
Bagaimana jika ternyata, antara daerah hulu dan hilir sebuah sungai itu berada pada negara yang berbeda? Padahal negara di hilir ndak bisa cawe-cawe. Yah, semacam ketiban ampas saja. Karena itu, PBB merasa perlu mengurusi persoalan ini. Ya, harus ada kesepakatan dong.
Selama 60 tahun terakhir ini, ada sekitar 200 deal internasional tentang urusan sungai lintasbatas itu. Memang, konflik juga sudah sempat muncul. Setidaknya, sudah 37 kasus dilaporkan. Bahkan, sudah sampai menyebabkan tindakan anarki.
Sedihnya, dari 263 daerah aliran sungai internasional itu, 158 di antaranya masih belum dikelola dengan cara-cara yang dipayungi kesepakatan antarnegara. Jadi, wajar saja jika konflik-konflik itu bisa muncul. Ya, nggak?
Ndak usah jauh-jauh, jangankan sungai lintasnegara (transbundari), lha yang lintas kabupaten atau lintas propinsi saja bisa bikin ribut. Mau contoh?
Lha itu, kasus mata air Paniis di Kaki Gunung Ciremai,  jadi bahan ribut Kabupaten Kuningan dan Kota Cirebon. Trus, kasus banjir Jakarta, yang melibatkan Pemprov DKI Jakarta, Pemerintah Kabupaten Bogor, dan Pemerintah Kabupaten Cianjur. Pada kasus Paniis, misalnya, Pemerintah Kabupaten Kuningan meminta sejumlah kompensasi (bayaran) dari PDAM Kota Cirebon karena mata air Paniis, yang menjadi salah satu sumber air baku PDAM Cirebon berada di wilayah Kabupaten Kuningan. Lantaran tak kunjung ketemu kata sepakat, fasilitas PDAM Kota Cirebon di Paniis sempat dirusak warga.
Sementara dalam kasus banjir Jakarta, Pemkab Bogor dan Cianjur juga meminta kompensasi. Jarene (konon katanya) untuk membiayai konservasi kawasan Bopunjur (Bogor Puncak Cianjur).
Menurut banyak ahli banjir, kerusakan kawasan hulu di daerah Puncak merupakan salah satu sebab utama banjir Jakarta. Sementara, kata penggede Bogor, mereka ndak mau juga gratisan melarang warga mengolah kawasan Puncak.
Itu jika skalanya masih dalam satu negara. Lha, gimana jika sudah beda negara?
Persoalannya sekarang, bukan kita: saya dan anda semua tau atau tidak bahwa hari ini adalah Hari Air. Memangnya, jika kita tau lantas urusan air jadi beres, begitu? Ndak juga, toh?
Menurut saya, yang penting, ayo mulai dari diri sendiri. Sayangi bumi kita; lingkungan kita, jangan sampai tercemar.
Wah, kok jadi ceramah. Ah, sudahlah. Yang penting hari ini informasi tentang Hari Air Dunia sudah disampaikan. Mission is done!!! :-D
Oh ya, dalam rangka Hari Air ini disediakan juga lho konten-kontan yang bisa didownload, seperti ini:
Download desain baju World Water Day. Ada juga wallpaper buat laptop dan handphone. Klik aja di sini.
Sebagai tambahan, (siapa tau ada mahasiswa yang cari-cari info tentang tema-tema Hari Air Dunia), ini tema-tema itu sejak tahun 1994:
  • 1994:  “Caring for Our Water Resources is Everyone’s Business”
  • 1995:  “Water and Woman”
  • 1996:  “Water for Thirsty City”
  • 1997: “The World’s Water: is There Enough?”
  • 1998:  “Groundwater – the Invisible Resource”
  • 1999:  “Everyone Lives Downstream”
  • 2000: Water for 21st Century
    2001:  “Water for Health”
  • 2002:  “Water for Development“
  • 2003: “Water for Future”
  • 2004: “Water and Disasters”
  • 2005:  “Water for Life”
  • 2006:  “Water and Culture”
  • 2007:  “Coping with Water Scarcity”
  • 2008:  “Sanitation”
  • 2009: “Transboundary Water: Shared Water, Shared Opportunities”.

Minggu, 24 April 2011

Terapi Minum Air Putih Kurangi Kerutan Wajah




NET
Minum air putih
Timbulnya kerutan di wajah tampaknya merupakan hal yang paling menakutkan bagi para wanita. Namun Anda tidak perlu khawatir, ternyata kerutan di wajah dapat dicegah serta berkurang hanya dengan meminum air putih.

Air putih memiliki banyak manfaat baik kesehatan dan juga kecantikan kulit. Seperti dikutip pada Times of India, dokter dan ahli ilmu gizi menyatakan bahwa meminum sedikitnya delapan gelas air putih sehari dapat mempertahankan keremajaan kulit wajah. Meminum air dengan jumlah besar juga dipercaya dapat melembabkan kulit juga menjauhkan jerawat serta kerutan pada wajah.

Pada percobaan placebo-controlled, beberapa wanita diminta meminum air putih sebanyak setengah liter selama delapan minggu tanpa mengubah gaya hidupnya. Beberapa dari mereka meminum air biasa dan sisanya meminum air mineral willow, air mineral alami yang bersumber dari danau di daerah Inggris yang mengandung salisin (anti inflamasi atau peradangan yang dihasilkan dari kulit pohon willow) yang berfungsi sebagai aspirin.

Tujuan dari percobaan tersebut adalah melihat berapa banyak kerutan yang berkurang dan hilang, membandingkan tekstur kulit sebelum dan sesudah percobaan dan melihat kerusakan yang ditimbulkan oleh matahari.

Hasilnya setelah percobaan ternyata sangat mengejutkan. 19 persen dari kerutan yang dimiliki wanita yang meminum air mineral biasa berkurang. Sedangkang 24 persen dari kerutan yang berkurang terjadi pada wanita yang meminum air mineral Willow.

Sengketa Pulau Berhala Memanas Lagi


|
PULAU-BERHALA.jpg
NET
Pulau Berhal
JAMBI - Sengketa mengenai status Pulau Berhala kembali memanas setelah Mendagri Gamawan Fauzi, menyatakan bahwa sebaiknya Pulau Berhala diserahkan pengelolaannya ke Provinsi Jambi.

 Wakil Ketua DPRD Provinsi Jambi Abdul Halim saat dihubungi Tribun, Sabtu (23/4) mengatakan,,masih belum tahu terkait pernyataan mendagri, namun ditegaskannya bahwa Pulau Berhala secara kultur sejarah dan geografis merupakan bagian dari Jambi.

 "Memang kita sama-sama NKRI, tapi ya harus mengerti lah, secara geografis dan sejarahnya kan lebih dekat ke kita (Jambi - red)," ujar Abdul.

 Abdul mengharapkan penyelesaian sengketa antara Jambi dengan Kepri diselesaikan secara musyawarah dan komunikasi. "Kalau ada kesepakatan antara kedua provinsi sebenarnya nggak ada masalah," tambahnya.

 Pihak DPRD Provinsi Jambi masih belum mengadakan rapat mengenai masalah ini. Namun Abdul mengatakan bahwa pihaknya akan menyikapi anjuran mendagri tersebut bersama pemerintah provinsi dan pemuka masyarakat.

 "Kita bukan ngoyo meminta, tetapi mengikuti prosedur," jelas Abdul. Dirinya menambahkan bahwa ada kemungkinan Pulau Berhala dipersengketakan karena potensi wisatanya, namun menurutnya, pemerintah Jambi lebih cenderung kepada faktor sejarahnya.

 Sebab, di pulau tersebut terdapat makam Datuk Paduko Berhalo, yang merupakan orangtua dari Rang Kayo Hitam, Raja Jambi.

Warga Mulai Antisipasi Jika Terjadi Banjir



SUNGAIPENUH – Warga Kabupaten Kerinci yang bermukim disejumlah kawasan rawan banjir, mulai memindahkan barang-barang mereka ketempat yang lebih tinggi.
Hal itu dilakukan sebagai langkah antisipasi jika sewaktu-waktu banjir merendam rumah mereka.
Warga Kecamatan Sitinjau Laut, Eli, saat dikonfirmasi mengakui hal tersebut. Ia mengatakan, biasanya setiap datang musim hujan seperti yang terjadi di Kabupaten Kerinci saat sekarang ini, rumahnya selalu digenangi air.

“Sudah beberapa pekan terakhir hujan terus turun, sehingga debit air sungai
mengalami peningkatan. Saat ini saja sejumlah jalan sudah mulai terendam, jika
hujan tetap turun maka air akan masuk kerumah,” ujarnya, saat dikonfirmasi
tribunjambi.com, Minggu (24/4) kemarin.

Menurut Eli, karena tidak ingin barang-barangnya direndam banjir seperti
tahun-tahun sebelumnya, ia pun mulai memindahkan barang-barang ke tempat yang lebih tinggi. "Barang-barang elektronik dan benda berharga lainnya, sudah saya pindahkan ke lantai dua,” katanya.

12 Kecamatan di Kerinci Rawan Banjir

SUNGAIPENUH - Turunnya hujan deras di Kabupaten Kerinci, dan sekitarnya beberapa pekan terakhir, menyebabkan 12 Kecamatan yang ada di Kabupaten Kerinci, rawan banjir dan tanah longsor.

 Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kerinci, Basyarin,
saat dikonfirmasi mengakui hal tersebut. Ia mengatakan, semua kecamatan di Kerinci, berpotensi terendam banjir dan tanah longsor.

 "Ya, semua kecamatan yang ada di Kabupaten Kerinci memiliki potensi terjadinya banjir dan tanah longsor. Untuk itu kita minta kepada warga agar selalu waspada," ujar Basyarin, saat dikonfirmasi Tribun, Minggu (24/4) kemarin.

 Menurutnya, kerawanan yang ada di masing-masing daerah memiliki perberbedaan. Misalnya disepanjang Sungai Batang Merao, mulai dari Kecamatan Siulak, Kecamatan Air Hangat, Kecamatan Depati Tujuh, dan Air Hangat Timut, rawan terjadinya banjir.

 "Sementara dikawasan pinggiran, seperti di Kecamatan Danau Kerinci, Kecamatan Keliling Danau, rawan terjadinya banjir yang disertai dengan longsor. Terjadinya kerawanan tersebut, salah satunya disebabkan karena terjadinya pendangkalan sungai," katanya.

Jumat, 01 April 2011

Sumur Mengeluarkan Gas, Pasaca Banjir Mura

politiksaman.com-Musi Rawas (24/02),Pasca dilanda banjir beberapa pekan lalu Masyarakat desa Pangkalan Tarum kecamatan BTS Ulu, diduga mengeluarkan semburan gas sehingga mengundang perhatian warga desa setempat. Sumur milik keluarga Alimun Hakim tersebut terlihat menyembur namun semburannya hingga saat ini dengan tidak membahayakan. Menurut Alimun Hakim (38) pemilik sumur mengaku sumur milik keluarga yang biasa digunakan untuk konsumsi sehari – hari tersebut dibangun oleh program pemerintah tahun 2009 lalu yang bersamaan dengan pembuatan sumur warga desa yang lainnya. Selesai di bangun sumur tersebut minim ketersediaan air walaupun kedalamannya mencapai 11 meter lebih. “Sebelum terlihat air sumur seperti mendidih sumur tersebut terdengar ada suara gemuruh dari dalam sumur, hal ini mengundang perhatian warga desa yang lainnya untuk mellihat keanehan yang terjadi di sumur tersebut,”tuturnya Dia menambahkan dengan adanya semburan air sumur yang tidak lazim ini membuta keluarganya takut untuk mengkonsumsi air dari sumur untuk keperluan sehari – hari. Untuk itu keluarganya mengambil air dari sumur milik tetangganya. “Semenjak air sumur mengeluarkan semburan, kami tidak lagi berani menggunakan air dari sumur untuk konsumsi sehari – hari, tapi kami pernah mencoba mencicipi air tersebut sama sebelumnya air terasa dingin dan rasanya tidak berubah,” ujarnya Sementara Ketua BPD Desa Pangkalan Tarum Mistar Lubis mengungkapkan selain mendapat perhatian masayarakat desa pihaknya juga sudah menyampaikan hal ini kepada pihak pemerintah kecamatan. Selain itu saat meninjau lokasi Banjir Bupati Musi Rawas H. Ridwan Mukti sekaligus meninjau lokasi sumur yang diduga mengeluarkan gas tersebut, dalam kesempatan itu bupati meminta kepada waraga untuk tidak panik dan akan menginstruksikan instansi terkait untuk melakukan penelitian. Sementara Pengelola Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas), dari dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Ferry Putera, ST mengatakan bahwa disaat awal pembuatan sumur tidak ada tanda atau gejala awal sumur akan mengeluarkan semburan sehingga kejadian ini juga mengejutkan pihaknya. “Diawal pembuatan sumur tidak ada tanda – tanda seperti itu dan sama saja dengan sumur lainnya, kejadian juga mengagetkan kita, namun hal ini akan ditindak lanjuti dengan koordinasi dengan instansi terkait,”tandasnya

Pemkab Musi Rawas Dinilai Lamban Tangani Musibah Banjir

  politiksaman.com-Musi Rawas (23/02), Penanganan korban banjir ditiga kecamatan di Kabupaten Musi Rawas, Provinsi Sumatra Selatan akibat luapan sungai Musi sampai hari kelima masih lamban. Akibatnya banyak warga yang mulai diserang penyakit dan kehabisan makanan. "Penanganan korban banjir yang menimpa ribuan warga di tiga kecamatan di Kabupaten Musi Rawas saat ini dirasakan warga yang menjadi korban sangat lamban, akibatnya sampai hari kelima sudah banyak warga yang kehabisan bahan makanan dan terserang penyakit," kata anggota DPRD Kabupaten Musi Rawas, M Sholeh, Selasa (hari ini). Ia mengatakan, belajar dari berbagai kejadian bencana selama ini seharusnya pihak Pemkab Musi Rawas cepat tanggap untuk mengatasi dampak dari bencana tersebut, sehingga warga yang menjadi korban tidak kesulitan. Untuk Kecamatan Muara Kelingi kata dia, bantuan yang diterima masyarakat masih minim. Kalaupun ada bantuan yang diterima warga berasal dari orang-per orangan dan bantuan dari Ormas maupun LSM. Bahan bantuan yang dibutuhkan masyarakat di daerah yang terkena banjir, saat ini membutuhkan bantuan bahan makanan, obat-obatan, air bersih dan bantuan lainnya. Sementara itu kepala desa (Kades) Sungai Bunut, Kecamatan Muara Kelingi Rozali menuturkan, hingga saat ini masyarakat di desa yang dipimpinnya belum menerima bantuan apapun, dan baru menerima bantuan mie dan beras dari salah satu ormas. Di desa ini ketinggian air mencapai dua meter dan telah merendam rumah 413 rumah, 35 hektare areal pertanian darat rusak, lima ternak kambing dan satu ternak sapi mati akibat terbawa arus banjir. Selain itu tiga belas warga daerah itu mengalami serangan penyakit dan mesti dirawat di puskesmas Kecamatan Muara Kelingi. Untuk itu dia mengharapkan, agar pihak Pemkab Musi Rawas secepatnya menyalurkan bantuan ke masyarakat di desa itu mengingat bantuan tersebut akan di gunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, karena stok bahan makanan dan air bersih yang dimiliki warga sudah mulai habis. Gubernur Sumatra Selatan Alek Noerdin bersama dengan rombongan Pemprov Sumsel, Selasa siang (23/2) mengunjungi lokasi banjir di Kecamatan Muara Kelingi dan menyerahkan bantuan secara pribadi dan bantuan pemprov dalam bentuk uang Rp30 juta dan beras sebanyak 10 ton, juta untuk masyarakat di tiga kecamatan yang terkena banjir. Dalam kesempatan itu Gubernur mengimbau para camat dan kades di daerah itu agar tidak bepergian keluar daerah, dan harus menetap diwilayah kerjanya masing-masing. Sehingga perkembangan dari musibah banjir tersebut dapat dipantau setiap saat. Sebelumnya banjir yang melanda tiga kecamatan di Kabupaten Musi Rawas, terjadi di Kecamatan Muara Kelingi, Muara Lakitan dan Bulang Tengah Suku Ulu. Banjir ini telah merendam 26 desa meliputi delapan desa di Kecamatan Muara Kelingi, tujuh desa di Kecamatan Bulang Tengah Suku Ulu, dan 11 desa di Kecamatan Muara Lakitan, dengan total rumah yang terendam mencapai 6.018 rumah. Bahkan FPR juga menyayangkan hal ini, hari kelima banjir yang menimpa 22 Desa dari 3 kecamatan ini masih banyak yang mesti dievaluasi. Bahkan Lambanya Bupati Musi Rawas meninjau Lokasi dikritisi Ketua FPR. " Mestinya dalam kondisi seperti ini, Bupati adalah orang yang pertama meninjau lokasi dan memberikan bantuan serta support Moral kepada korban bencana, " Ujar Edwar Antoni selaku ketua FPR.

Banjir MURA : 6.018 Rumah Terendam dan 95 Warga Jalani Perawatan


aumsel-Musi Rawas (22/02), Sebanyak 95 warga Kecamatan Muara Kelingi, Kabupaten Musi Rawas, Provinsi Sumatra Selatan yang terkena banjir akibat luapan sungai Musi, saat ini menjalani perawatan di puskesmas setempat karena terserang penyakit. "Sebanyak 95 warga yang berada di lima RT dalam Kelurahan Muara Kelingi, Kecamatan Muara Kelingi saat ini terserang penyakit mulai dari diare penyakit kulit dan rematik. Mereka saat ini menjalani perawatan di posko kesehatan dan puskesmas setempat," kata Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) pada Dinas Kesehatan Musi Rawas, Yanuar Shaleh, Senin. Dari 95 warga tersebut yang terserang penyakit antara lain diare, gatal-gatal (penyakit kulit) dan rematik, akibat mengonsumsi air sungai atau air sumur yang tidak bersih. Untuk mencegah jatuhnya korban jiwa dan penyebaran penyakit terutama pasca banjir, pihaknya saat ini telah membuka posko kesehatan di tiga kecamatan masing-masing di Muara Kelingi, Muara Lakitan dan Kecamatan Bulang Tengah Suku Ulu (BTS Ulu) serta pengoptimalan pelayanan puskesmas dan poskesdes yang disetiap desa. selain itu pihaknya juga mulai menyalurkan obat-obatan ke masing-masing puskesmas dan poskodes. Warga diminta mewaspadai adanya serangan penyakit pasca banjir yang biasanya sering terjadi, akibat adanya genangan air, tumpukan sampah dan lumpur yang dibawa banjir, sehingga potensi penyakit sangat besar terutama penyakit demam berdarah dengue (DBD), diare, phes dan lain-lainnya. Guna mengantisipasi penyebaran penyakit tersebut, pihaknya tengah mendirikan posko kesehatan dimasing-masing kecamatan selain puskesmas dan poskesdes di tingkat pedesaan. Dimana untuk mendukung kegiatan ini juga disiapkan obat-obatan guna di drop ke masing-masing posko, puskesmas dan poskodes. Sementara itu untuk menghindari warga yang terserang penyakit diare, akibat mengonsumsi air sungai maupun sumur yang tidak bersih dia mengimbau agar pihak terkait lainnya agar secepatnya mengirimkan tangki air bersih ke daerah banjir. Karena saat ini warga daerah itu masih menggunakan dan mengonsumsi air sungai maupun air sumur. Koordinator tim Taruna Siaga Bencana (Tagana) pada Dinas Sosial Kabupaten Musi Rawas, Evan Saepani menjelaskan, hingga hari ketiga bencana banjir yang menimpa tiga kecamatan didaerah itu jumlah rumah yang terendam banjir mencapai 6.018 rumah, diantaranya di Kecamatan Muara Lakitan merendam 4.000 rumah, Muara Kelingi sebanyak 1.718 rumah dan Kecamatan BTS Ulu sebanyak 300 rumah. Akibat banjir ini juga mengakibatkan empat rumah di BTS Ulu hanyut terseret arus banjir, ribuan hektare areal pertanian dan perkebunan mengalami gagal panen dan kerusakan, serta ratusan ternak mati. Ditambah kerusakan sarana infrastruktur jalan maupun sarana umum lainnya mengalami kerusakan. Hingga sejauh ini belum ada laporan korban jiwa, namun kerugian akibat banjir diperkirakan mencapai miliaran rupiah. Sedangkan bantuan bahan makanan dan obat-obatan yang dikrimkan pihak Pemprop Sumsel, sejak Sabtu (20/2) lalu hingga saat ini belum sampai ke daerah itu akibat terjebak banjir, dan untuk bantuan dari pemkab setempat saat ini masih dalam pendataan jumlah warga yang menjadi korban dan akan disalurkan ke masing-masing posko guna didistribusikan ke masing-masing desa. Taufik (29) warga Desa Pangkalan Tarum, Kecamatan BTS Ulu, sangat menyayangkan lambannya pemberian bantuan yang dilakukan pemkab setempat mengingat warga di desanya saat ini sudah tidak memiliki stok persediaan bahan makanan. Untuk itu dia mengharapkan bantuan yang akan diberikan Pemkab Musi Rawas agar segera disalurkan ke masyarakat, sehingga dapat membantu warga yang tertimpa bencana.

Desa Ulu Air Terancam Hanyut

jambi‑ Tokoh masyarakat Kumun,  Basyarin yang juga Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kerinci mengatakan Desa Ulu Air yang berada di Kecamatan Kumun‑Debai Kota Sungaipenuh terancam hanyut tergerus banjir bandang.
    ''Desa Ulu Air dan beberapa desa di sekitarnya di Kecamatan Kumun‑Debai kini kondisinya sangat rawan dan terancam bisa hanyut jika saja terjadi hujan lebat dan banjir bandang di Sungai Kumun yang melewati desa tersebut,'' terangnya, Kamis (31/3).
      Hal itu dipicu oleh telah rusaknya lingkungan sungai akibat terus terjadinya aktivitas penambangan Galian C di Sungai Kumun yang berarus deras.
    Dikatakannya, aktivitas penambangan Galian C berupa batu, kerikil dan pasir di sungai Kumun yang terus menerus dilakukan kelompok masyarakat penambang hingga saat ini sudah sampai pada tahap mengkuatirkan, karena penambangan ini telah mengurangi bahkan menghilangkan pelindung atau benteng alam berupa bebatuan, kerikil dan pasir dari sungai tersebut.
    Desa Ulu Air, memang desa yang berada di sepanjang aliran sungai Kumun yang berada di lereng pebukitan. Sungai tersebut selama ini debit airnya sangat tergantung pada hujan, jika terjadi musim hujan maka debit airnya akan sangat besar dengan arus yang sangat kuat menerjang sisi‑sisi bantaran sungai.
    Karena topografi alam yang berada di lereng pebukitan itulah desa tersebut berada dalam zona bahaya bagi bencana alam banjir bandang dan tanah longsor.

Banjir Rendam Tujuh Kecamatan di Medan

  Ribuan rumah terendam akibat banjir yang melanda tujuh kecamatan di Medan Jumat (1/4/2011) dini hari seperti terlihat di kawasan Kuala Bekala, Medan Johor, Medan.Curah hujan yang tinggi sejak sepekan terakhir diduga menjadi penyebab banjir di samping sudah gundulnya kawasan hulu Kota Medan dan tata kota yang tak menyesuaikan dengan aliran air. 
 
MEDAN— Banjir kembali melanda Kota Medan. Kali ini merendam daerah di tujuh kecamatan, yakni Kecamatan Medan Tuntungan, Medan Selayang, Medan Polonia, Medan Baru, Petisah, Johor, dan Medan Maimun. Ribuan rumah terendam hingga ke atap rumah dan diperkirakan puluhan ribu warga mengungsi.
Daerah yang tak pernah terkena banjir, seperti kawasan Kelurahan Kuala Bekala, Medan Johor, pun terendam. Air berwarna coklat merendam rumah-rumah penduduk di pinggir Sungai Bekala dan Sungai Babura yang melintas kawasan itu sampai ke atap rumah. Sebuah rumah milik keluarga Simatupang di tepi Sei Bekala, Jalan Pintu Air 4, hanyut.
Ingan Malem Ginting (60), warga Kuala Berkala, mengatakan, banjir sudah mulai datang sekitar pukul 23.00, Kamis (31/3/2011) malam. Jumat (1/4/2011) sekitar pukul 01.00 air meninggi hingga mencapai puncak rumah sekitar pukul 03.00 dini hari. Air Sei Bekala naik hingga 10 meter. ”Biasanya sungai hampir tak tampak,” tutur Ingan.
Banyak warga stres karena banjir itu. ”Selama 20 tahun saya tinggal di sini, baru kali ini banjir besar terjadi,” tutur Berman Hutaeyan (49), warga Gg Aman, Kelurahan Medan Bekala, Medan Johor.
Rumah keluarga Berman terendam hampir separuhnya. Mereka mengungsi ke lantai dua dan tiga. Para tetangganya pun mengungsi ke rumah Berman.
Kebanyakan warga masih meninggalkan barang berharga di dalam rumah. Ada yang bisa membawa surat-surat penting, namun ada yang tertinggal.
Ny Solin br Manurung (44), misalnya, tampak berkali-kali mengusap air mata melihat rumahnya terendam sampai ke atap. ”Masih ada ijazah anak yang tertinggal," kata dia. Hingga berita ini ditulis belum ada laporan adanya korban jiwa.
Warga menguatkan satu sama lain dalam kelompok Serikat Tolong Menolong (STM) di kawasan setempat. ”Ini warga STM yang berkumpul di rumah kami,” kata Berman.
Warga masih kesulitan mendapatkan makanan karena bahan pangan terendam. Warga juga membutuhkan pakaian bersih dan kering terutama untuk anak-anak dan bayi.
Sekitar pukul 09.00, posko dapur umum tampak didirikan di Jalan Pintu Air, Kuala Bekala. Wali Kota Medan Rahudman Harahap sesaat menengok kawasan itu. ”Ini dapur umum swadaya masyarakat, bantuan dari Pemerintah Kota belum sampai,” tutur M Pane, perangkat Kelurahan Kuala Bekala yang bersama para ibu membangun di posko dapur umum.

Banjir di Medan Setinggi Atap

  Banjir setinggi atap rumah di kawasan Simalingkar B, Medan, Sumut, Jumat (1/4/2011). Tingginya curah hujan mengakibatkan banjir di sejumlah titik di Kota Medan dan membuat Sungai Babura meluap.

MEDAN- Sejumlah rumah warga di Kota Medan, Jumat (1/4/2011), terendam hingga mencapai bagian atap. Musibah banjir tersebut diawali turunnya hujan pada Kamis sore hingga malam hari.
Salah satu lokasi yang banjirnya hingga mencapai hingga atap rumah itu terlihat di Gang Alfajar Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan Maimun. Siti (19), salah seorang warga Gang Alfajar Kelurahan Sei Mati mengatakan, banjir di daerah itu mulai terjadi Jumat dinihari sejak pukul 02.00 WIB.
Namun hingga pukul 09.00 WIB, genangan air tersebut masih tinggi meski secara umum ketinggian air mulai turun. Pantauan di Gang Alfajar Kelurahan Sei Mati, terlihat sejumlah warga menyelamatkan harta benda sambil mengarungi air yang mencapai batas leher. Genangan air yang cukup tinggi juga terjadi di Jalan TB Simatupang Gang Swadaya, Kecamatan Medan Sunggal yang mencapai atas jendela hingga atap rumah.
Menurut Marzuki (36), warga Jalan TB Simatupang, Medan Sunggal, genangan air di Gang Swadaya yang mencapai jendela hingga atap rumah itu disebabkan daerah tersebut berada di bagian bawah dan berdekatan langsung dengan sungai.
Sedangkan Gang Abadi yang berada di lokasi lebih tinggi hanya mengalami banjir sekitar satu meter.  Banjir itu mulai menggenangi rumah warga sekitar opukul 03.00 WIB.  "Tapi, tadi pagi sekitar pukul 07.00 WIB sudah mulai turun, mulai tinggal selutut," katanya.
Sementara itu, banjir yang terjadi di Lingkungan XVIII Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Medan Maimun merendam rumah warga hanya sekitar satu meter. "Agak lumayan, sekitar satu meter," kata Saniah Nasution (55), warga Lingkungan XVIII Kelurahan Kampung Baru.
Menurut catatan, banjir di Kota Medan yang diawali turunnya hujan pada Kamis sore hingga malam hari telah merendam sedikitnya tujuh dari 21 kecamatan di daerah itu. Ketujuh kecamatan itu masing-masing Medan Tuntungan, Medan Selayang, Medan Polonia, Medan Baru, Medan Petisah, Medan Johor, dan Kecamatan Medan Maimun.
Kepala Bagian Humas Pemerintah Kota Medan Khairul Buhari mengatakan, berdasarkan pemantauan yang dilakukan, banjir di tujuh kecamatan itu disebabkan meluapnya beberapa sungai di Kota Medan. Pihaknya belum menemukan adanya korban jiwa dalam banjir tersebut. "Belum ada laporan soal korban jiwa, sementara kerugian materi masih terus didata," kata Khairul Buhari.

Jalan-Jalan Utama Kota Medan Terendam

  Jalan-jalan utama di Kota Medan terendam akibat meluasnya banjir yang terjadi di Kota Medan, Jumat (1/4/2011).



MEDAN — Jalan-jalan utama di Kota Medan terendam akibat meluasnya banjir yang terjadi di Kota Medan. Jalan Mansyur, misalnya, terendam hingga sepinggang orang dewasa. Akibatnya, kemacetan terjadi di banyak titik. Jalan Sailendra, Jalan Sriwijaya, dan Jalan Abdullah Lubis juga mengalami hal yang sama.
”Tadi pagi cuma setinggi mata kaki, sekarang sudah sepinggang,” tutur seorang gadis penunggu konter ponsel di Jalan Mansyur, Jumat (1/4/2011). Di Jalan Mansyur, puluhan kendaraan, terutama roda dua, mogok.
Sejumlah orang melaporkan tinggi air di Jalan Mansyur di depan Universitas Sumatera Utara (USU) sudah mencapai dada orang dewasa.
Bisru Hafi, Humas USU, saat dikonfirmasi tentang aktivitas di USU, mengatakan, tidak tahu karena tidak masuk kerja. ”Rumah kami kebanjiran, saya izin tidak masuk hari ini,” kata Bisru.

Banjir "Liburkan" Sekolah di Medan

  Sejumlah siswa pulang karena gedung sekolahnya terandam banjir di Desa Paya Geli, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang, Sumut, Jumat (1/4/2011). Selain merendam sebagian besar Kota medan, banjir juga merendam sebagian wilayah perbatasan Kabupaten Deli Serdang.

MEDAN —- Puluhan sekolah dasar dan sekolah menengah pertama (SD/SMP) di Kota Medan, Sumatera Utara, meliburkan siswanya menyusul banjir yang melanda sebagian besar kota itu, Jumat (1/4/2011). Gedung sekolah-sekolah terendam air hingga 50 sentimeter, seperti terlihat di dua SD Jalan Sei Men Cirim dan SMPN 40.
”Saya dan teman-teman tidak bisa masuk sekolah karena halamannya penuh air. Bangku sekolah juga basah semua,” ujar siswi SMPN 40 yang saat itu pulang bersama rekan-rekannya.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan Hasan Basri menjelaskan, kegiatan di puluhan sekolah, baik SD maupun SMP di Kecamatan Tuntungan, Medan Labuhan, Medan Baru, Medan Maimun, dan Medan Sunggal diliburkan.
”Mungkin Sabtu atau Senin sekolah sudah bisa beroperasi lagi karena air sudah surut,” ujarnya.
Beberapa sekolah di Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang, juga libur lantaran banjir. Siswa yang telanjur pergi sekolah terpaksa kembali pulang pada pukul 08.00 hingga pukul 09.00 pagi tadi.

Medan Kebanjiran ,banjir kembali

banjir “kiriman”



Banjir kali ini memang tidak setinggi banjir januari kemarin. Namun efeknya tetap sama. Kerugian materil dan inmateril. Sebagian penduduk menggungsi, ada juga yang memilih tetap bertaha, sampai pagi ini belum ada bantuan dari pemerintah atau organisasi lain. Bantuan masih dilakukan atas swadaya masyarakat sekitar. Paling parah dirasakan oleh masyarakat disekitar sunggai deli.


banjir kembali

Seperti prediksi penulis, banjir kemabali melanda medan. Hujan yang terus menerus menyebabkan air naik.

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Cuaca “membawa” sakit

Cuaca yang tak menentu buat kita harus punya pengaman ekstra. Jaga kondisi tubuh, dan jangan lupa minum suplemen. Menghadapi cuaca yang ekstrim ini.


Razia Betor



Razia Betor dan kenderaan muatan yang masuk ke jalan Jendral Sudirman Medan. Selasa 29/03/11
Posted in Uncategorized | Leave a comment

Mie Balap


hm Jhoni Medan
hm Jhoni Medan
Medan adalah surga kuliner, surganya yang hobi makan.
Kalau kemedan dan ingin cari tempat sarapan, tempat yang satu ini wajib dikunjunggi. Mie balap HM Jhoni.


Kadang pada saat kita butuh jasa foto copy pada Malam hari dimedan, kita akan sangat sulit sekali mencari kedai foto copy yang buka. sekarang tidak susah pusing-pusing mencarinya.
Tinggal datang di depan Sekolah Eria sebelum kembar ponsel jalan Sisingamangaraja Medan.
Kedai Foto Copy yang dikelola Pemiliknya oleh Kamarulzaman yang akrab dipanggil bang Emen.
Bang emen sudah memulai bisnis fotocopy sejak tahun 2000. Merintisnya dari mesin foto copy jadul. Dan sekarang telah memiliki 5 unit mesin fotocopy digital.
Usaha yang cukup menjanjikan ini bisa kita buka dengan modal 80 juta.
Bang emen memanfaatkan waktu malam hari untuk memaksimalkan kerjanya disaat malam hari untuk membantu masyarakat medan yang membutuhkan jasa ini dikarenakan banyak jasa ini tutup.
Saat ini bang emen sudah membantu banyak orang dengan membuka lapangan pekerjaannya dan telah memiliki 10 oeang karyawan.
Bang emen juga memiliki beberapa cabang diantaranya di jalan teladan disamping. Institute Teknologi Medan.
Selain itu bang emen juga melayani jasa pengetikan dan menjual alat tulis kantor.
Butuh foto copy dalam partai besar dan partai kecil dan butuh cepat!!! Hubungi 085276080722.



Medan Banjir


Medan 24/03/11. Hujan kembali mengguyur kota medan. Hujan yang turun sekita pukul 16.30WIB ini mengakibatkan banjir dibeberapa ruas jalan.
Kembali kota medan harus berbenah menghadapi cuaca yang tak menentu ini.

Medan Kebanjiran

Buruknya drainase di kota Medan menyebakan medan sering tergenang banjir. Senin 21/03/11 mulai pukul 17.30WIB hujan mengguyur kota medan. Hujan lebat yang menyirami kota medan menyebabkan banjir dan kemacetan di beberapa ruas jalan. Hal ini disebabkan drainase yang kurang bagus.
Faktor utama adalah kurangnya perhatian dari pemko serta minimnya kesadaran masyarakat medan untuk membuang sampah sembarangan. Dan hal ini menyebabkan banyak sampah yang menutup drainase.
Perlu kerjasam banyak pihak untuk menanggulagi hal ini. Diantaranya dinas pekerjaan umum, dinas sosial dan dinas kebersihan.
Dinas pekerjaan umum seharusnya melakukan perbaikan dibeberapa tempat yang drainasenya kurang bagus. Sedangkan dinas sosial melakukan penyuluhan kepada masyarakat untuk perlunya menjaga lingkungan sekitar. Sedang dinas kebersihan bekerjasama dengan beberapa pihal terkait untul lebioh banyak menyediakan tempat pembuangan sampah.
Misalnya saja didaerah menteng, sepanjang sunggai masyarakat yang tinggal disitu tidak ada disediakan tempat pembuangan sampah. Ini menyebabkan masyarakat sekitar sungai membuang sampah kedalam aliran sungai.
Semoga medan dapat terus maju dan menjadi bersih rapi dan tertata seperti banyak di impi-impikan masyakat medan.

Banjir Bandang di Labuhan Serang 4 Lingkungan, 250 KK Warga Mengungsi



LABUHAN - Banjir bandang yang terus mengenangi pemukiman warga di empat lingkungan Martubung Medan Labuhan mengakibatkan ratusan warga mengungsikan seluruh barang perabotan rumah tangganya di lokasi tak terkena banjir. Saat ini Camat medan labuhan Zein Noval yang dihubungi wartawan Jumat siang (01/04/2011) melalui pesawat handphonenya mengakui, jauh hari sebelumnya telah melakukan antisipasi terhadap banjir bandang susulan, saat ini kata Camat, sudah disiapkan posko penangulangan banjir berikut dapur umumnya di halaman kantor Dinas Tenaga Kerja dan transmigrasi di depan pabrik Coca Cola Martubung.

"Belum ada korban jiwa akibat luapan banjir ini, tapi diperkirakan sebanyak 250 KK di empat lingkungan yakni Linkungan 1, 2 ,4, dan 7 terparah dilanda banjir ", ungkap Camat Medan Labuhan tersebut.

Saat dipertanyakan bagaimana penanganan terhadap warga yang mengamuk di PT Agro Jaya Perdana?, Camat menjelaskan, ini akibat salah paham pada warga, padahal sebenarnya PT Agro tersebut sedang meratakan dan meninggikan tanggul bukan mengobok-obok tanggul, akan tetapi saat masih dikerjakan mendadak banjir bandang datang hingga air sungai meluap bukan akibat tanggul jebol, ujarnya.

"Masalah itu sedang kita cari solusinya antara warga dan PT Agro, saya fasilitasi untuk musyawarah di aula Kantor Camat supaya tindakan anarkis tak terjadi kembali, dan saat ini situasi emosional warga sudah dapat dinormalkan kembali," ungkap Zain Noval Camat Labuhan tersebut.

Sungai Deli dan Babura Meluap, Rumah Penduduk Tenggelam



MEDAN  - Hujan deras mulai pukul 19.30, tadi malam (31/03/2011), menyebabakan kota Medan mengalami kebanjiran. Sejumlah ruas jalan tadi malam tergenang, bahkan sampai  sedungkul kaki orang dewasa.

Pantauan wartawan tadi malam, ruas Jalan Gatot Subroto, Thamrin, Prof HM Yamin, SM Raja, Brigjen Katamso, Sutomo dan Krakatau tergenang air. Mengakibatkan jalan macet panjang , bahkan banyak kenderaan bermotor, terutama kenderaan roda dua jadi mogok.

Sementara itu, tadi pagi hingga siang, Jumat (01/04/2011), warga yang tinggal di bantaran sungai Deli dan Sungai Babura sibuk menyelamati harta benda dari rumahnya yang rata-rata tennggelam akibat sungai yang meluap.

Di Jembatan, kawasan Kampung Aur, Kecamatan Medan Maimon tampak puluhan Keluarga basah kuyup dan mengungsi ke tempat yang lebih tinggi di Jalan Letjen Soeprapto, karena sungai Deli meluap mendekati lantai jembatan.

Begitu juga di kawasan Kampung Keling/Kampung Madras, banyak rumah warga tenggelam.

Warga juga mengungsi sementara ke Jalan KH Zainal Arifin dan Jalan S Parman. Begitu juga di Jalan Karya, Kecamatan Medan Barat, sungai Deli yang membelah kawasan tersebut, tingginya rata sama jembatan, meluap ke menenggelamkan rumah penduduk.

Zulham, warga kampong Aur, kepada wartawan mengungkapkan, air mulai menenggelamkan rumah mereka di tepi sungai Deli itu sejak pukul 01.00 WIB dini hari.

Di ketiga kawasan dekat sungai tersebut, warga setempat tampak meminta bantuan kepada siapa saja yang lewat di Jalan tersebut. Dengan meletakkan kota kardus di tengah jalan. Tampak juga sejumlah aparat keamanan sibuk mengamankan jalan yang mulai macet.

"Kami sudah biasa begini bang. Habis gimana lagi, sudah puluhan tahun keluarga kami tinggal di sini (bantaran sungai Deli), yah pasrah ajalah," katanya.

Soal Jembatan Gantung Sidorejo, "Bang Rahudman Mana Janji Mu"



MEDAN  - Warga yang bermukim dikawasan Kelurahan Siderejo sedikit kecewa dimana sebelum jembatan gantung ini hanyut terbawa arus sungai Babura Medan, Rahudman dalam kampanyenya pernah berjanji akan memperbaiki jembatan gantung yang selama ini menjadi transportasi masyarakat dari kawasan polonia ke pasar Mati Padang Bulan Medan.

Itu, diucapan sewaktu rahudman menjadi calon walikota Medan, sekarang Rahudman berjanji akan memperbaiki atau membangun jembatan gantung tersebut. "Mudah-mudahan saja ini bukan janji manis sewaktu berkunjung kita mau jembatan itu segera dibangun oleh Pemko Medan," ucap Misno salah seorang warga kepada wartawan.

Misno menuturkan bahwa jembatan gantung ini adalah jalan alternatif yang mengubungkan kawasan Polonia Medan dengan Pasar Mati Padang Bulan Medan. Tapi jalan yang hanya bisa dilalui becak Bermotor dan roda dua ini adalah jalur utama bagi warga sekitar. Selain lebih cepat juga masalah efisiensi waktu jarak tempuh.

Kalau sudah begini kami harus memutar arah, yang seharusnya sudah sampai selama 10 menit, karena memutar pasti akan bertambah lama waktunya menjadi 30 menit.

Misno menuturkan waktu pembangunan jembatan itu sekitar tahun 1970 dan selesai 1971, akan tetapi semenjak ini dioperasikan hanya sekali diperbaiki dan hingga sampai saat ini jembatan tersebut lantai diganti dengan papan dan besi penghubung atau pemegang yang sudah rusak diperbaiki dengan memakai dana warga sendiri.

Kita berharap saja, jembatan tersebut secepatnya dibangun agar aktifitas warga tidak terganggu, dimana selama ini keberadaan jembatan gantung sangat membantu masyarakat disekitarnya.

Korban Banjir Mulai Terserang Penyakit



MEDAN  - Meski banjir mulai surut, namun warga yang kediamannya terendam air, kini mulai terserang penyakit gatal-gatal, demam dan masuk angin.

Seperti halnya yang dialami Wahyu, warga Perumnas Simalingkar, yang mengaku mulai terserang gatal-gatal di bagian kaki. Menurut pria berusia 25 tahun ini, kakinya memang sudah teerendam air sejak Jum'at dini hari (01/04/2011)."Bagaimana tidak gatal-gatal, kaki saya sudah terendam sejak pagi tadi," bilangnya.
Warga mengaku belum sempat mendatangi posko kesehatan, karena siang ini disibukan dengan aktivitas membersihkan rumah. Mereka berencana, akan mendatangi posko pengobatan gratis yang terletak di Kantor Kelurahan Mangga, jika aktivitas membersihkan rumah dari tumpukan lumpur selesai dilakukan.

Kekurangan Tenaga Medis, Puskesmas Simalingkar Kewalahan Tangani Korban Banjir



MEDAN - Kurannya tenaga medis, membuat pihak Puskesmas Simalingkar, Medan, sedikit kewalahan menangani korban banjir, yang mulai terserang penyakit.

Kepala Puskesmas Simalingkar, dr. Nency Hutagalung yang ditemui wartawan di sela-sela kegiatannya mengkordinir Posko Kesehatan di Kantor Kelurahan Mangga, Jum'at (01/04/2011), menjelaskan bahwa saat ini pihaknya sudah menurunkan sekira 32 tenaga medis yang terdiri dari perawat, bidan, dan analis dari Puskesmas Simalingkar sendiri, maupun Puskesmas Pembantu (Pustu) yang ada di Kelurahan Mangga.Namun, jauhnya jarak posko kesehatan dengan pemukiman korban banjir, membuat mereka enggan datang langsung dan berobat gratis di sana. Sehingga, tenaga medis harus lebih aktif mendatangi keberadaan para korban."Sejauh ini, korban yang datang ke Posko baru sekitar 9 orang saja, rata-rata dari mereka terjangkit peyakit gatal-gatal, demam dan masuk angin," terangnya. Sementara, obat-obatan terbilang cukup, hingga beberapa hari ke depan.