Jakarta – Dengan perubahan dinamika pasar dan perubahan iklim global, tahun 2010 adalah momentum bagi pelaku bisnis untuk memberikan menjadi bagian dari solusi dan memberikan dukungan nyata bagi upaya pelestarian lingkungan hidup.
WWF-Indonesia mengajak para pemimpin korporasi besar di Indonesia untuk menyatakan komitmennya dan berpartisipasi dalam kesempatan “Symphony & Synergy Corporate Gathering” untuk kegiatan penyelamatan lingkungan, keanekaragaman hayati, dan mendorong harmonisnya manusia hidup di alam di Indonesia yang telah dilakukan organisasi konservasi terbesar di dunia sejak tahun 1962, di Pacific Place, SCBD, Jakarta, malam ini pukul 19.00 WIB.
“WWF-Indonesia menyadari bahwa dukungan dari seluruh pihak, baik pemerintah, masyarakat, terutama dari berbagai korporasi yang beroperasi di Indonesia sangat lah diperlukan untuk mendorong investasi dan praktik ramah lingkungan, dan memperbaiki kinerja agar berwawasan lingkungan dan sosial,” ungkap Kemal Stamboel, Chairman Executive Board, WWF-Indonesia. Tambahnya lagi, “Kemitraan ini diharapkan mampu mengurangi tekanan terhadap sumber daya alam yang sudah dalam kondisi mengkhawatirkan.”
Selain itu, WWF-Indonesia memandang bahwa program Corporate Social Responsibility (CSR) agar tidak hanya menjadi program “Sinterklas” atau pintu terhadap upaya “green-washing” yang memberikan hanya manfaat jangka pendek, atau bahkan kedok dari “pencucian dosa lingkungan”.
“Yang kami harapkan dari komitmen yang dihasilkan malam ini merupakan manfaat jangka panjang dan langkah pertama bagi aktifnya penggalangan dana mandiri dalam negeri melalui korporasi, jelas Devy Suradji, Marketing & Communications Director, WWF-Indonesia. “Kami telah memiliki program kerja sama dengan korporasi untuk minimal 6 bulan ke depan, dan berbagai program lain yang juga bisa disinergikan dengan agenda korporasi.”
Jakarta menjadi penting untuk mempelopori upaya ini karena Asia dipandang sebagai benua yang sangat berkembang dan area urban akan menjadi arena pertarungan yang krusial bagi perjuangan terhadap perubahan iklim.
“Korporasi di kota besar atau urban bertanggung jawab terhadap konsumsi sumber daya alam, energi, dan gas emisi rumah kaca yang signifikan, baik di Indonesia, maupun di dunia, tapi juga garda depan tercetusnya solusi inovatif. Kita tidak boleh menyerah untuk selalu mencari solusi. Sebaliknya, korporasi harus memberdayakan diri atau diberdayakan untuk menjadi agen perubahan yang mampu membangun perlindungan terhadap dampak perubahan iklim,” kata Fitrian Ardiansyah, Climate & Energy Program Director, WWF-Indonesia.
Narasumber:
Devy Suradji, Marketing & Communications Director, dsuradji@wwf.or.id , +62-811-870-1148
Rina Aryanti, Fundraising Manager, raryanti@wwf.or.id , +62-818-904-661
Fitrian Ardiansyah, Climate & Energy Program Director, fardiansyah@wwf.or.id , +62-812-935-5105
Tentang WWF-Indonesia
Adalah organisasi konservasi global yang mandiri dan didirikan pada tahun 1961dengan hampir 5 juta supporter dan memiliki jaringan yang aktif di lebih dari 100 negara dan di Indonesia bergiat di lebih dari 25 wilayah kerja lapangan dan 17 provinsi. Misi WWF-Indonesia adalah menyelamatkan keanekaragaman hayati dan mengurangi dampak ekologis aktivitas manusia melalui: Mempromosikan etika konservasi yang kuat, kesadartahuan dan upaya-upaya konservasi di kalangan masyarakat Indonesia; Memfasilitasi upaya multi-pihak untuk perlindungan keanekaragaman hayati dan proses-proses ekologis pada skala ekoregion; Melakukan advokasi kebijakan, hukum dan penegakkan hukum yang mendukung konservasi, dan; Menggalakkan konservasi untuk kesejahteraan manusia, melalui pemanfaatan sumberdaya alam secara berkelanjutan.www.wwf.or.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar