Kamis, 18 Agustus 2011

FKMPA Buka Posko Pengaduan Pelanggan Air

FKMPA Buka Posko Pengaduan Pelanggan Air

Dalam rangka memperingati Hari Air Dunia 2008 Forum Komunikasi Masyarakat Pelanggan Air
(FKMPA) bekerjasama dengan YLKI Sumut membuka ‘Posko Pengaduan Pelanggan Air' dan
akan menggelar serangkaian kegiatan dalam Paket ‘Gerakan Bersih Sungai' (GBS), yang
dimulai 26 Februari-26 Maret 2008 di Jl AR Hakim No 112 C dan Jl Sena (Kantor YLKI SU).
MEDAN,
WASPADA Online
Dalam rangka memperingati Hari Air Dunia 2008 Forum Komunikasi Masyarakat Pelanggan
Air (FKMPA) bekerjasama dengan YLKI Sumut membuka ‘Posko Pengaduan Pelanggan Air'
dan akan menggelar serangkaian kegiatan dalam Paket ‘Gerakan Bersih Sungai' (GBS), yang
dimulai 26 Februari-26 Maret 2008 di Jl AR Hakim No 112 C dan Jl Sena (Kantor YLKI SU).
Azri SMAK, SE, selaku Ketua Forum Komunikasi Masyarakat Pelanggan Air (FKMPA)
menyebutkan di antornya Selasa (26/2), kegiatan tersebut antara lain berupa kampanye ‘Sadar
Sungai Bersih' kepada masyarakat sepanjang Bantaran Sungai Sunggal-Belawan, Lomba
Pidato Hari Air Dunia Tingkat SMU/Sederajat Putra-Putri yang dilaksanakan pada 13-15 Maret
2008.
Serangkaian dengan itu akan didirikan Posko GBS sementara puncak Peringatan Hari Air
Dunia 2008 akan dilaksanakan pada 22 Maret 2008 di Bantaran Sungai Sunggal dekat Instlasi
Pengolahan Air PDAM Tirtanadi.
Diharapkan acara tersebut akan dibuka oleh Gubsu Drs Rudolf M Pardede, ujar Azri
didampingi H Abu Bakar Siddiq, SH, Ketua YLKI Sumut dan Sekretaris, Agus Susanto di
Sekretariat Jl AR Hakim No 112 C/206 C Medan.
Pembukaan Posko Pengaduan Pelanggan Air dimaksudkan sebagai komitmen FKMPA dan
YLKI Sumut untuk melindungi eksistensi konsumen pelanggan air agar memperoleh hak-hak
normatifnya sesuai UU Konsumen No 8 Tahun 1999."Saya berharap informasi tentang
adanya gangguan pelayanan air haruslah lengkap alamat dan datanya sehingga dapat dicek
dan dilakukan langkah-langkah perbaikannya, bukan informasi yang sengaja digantung atau
dipolitisir dengan tanpa berani menyebutkan alamat jalan beserta nomor rumah
pelanggan,"ujar Abu Bakar.
Sedangkan Kampaye ‘Sadar Sungai Bersih' dimaksudkan untuk memberi pengetahuan dan
pemahaman kepada masyarakat tentang arti-pentingnya menjaga kebersihan sungai. Sungai
bukan tempat sampah, dan bahaya sungai yang tercemar bagi kesehatan. Sedang Lomba
Pidato Hari Air Dunia 2008 yang diikuti lebih kurang 200 peserta dari siswa/i SMU sederajat se
kota Medan yang mengambil tema ‘Selamatkan Sungaiku dari Pencemaran' bertujuan untuk
menamakan kesadaran dan tanggungjawab moral generasi muda bangsa khususnya para
remaja dalam menjaga kelestarian dan kebersihan sungai dan berani mengatakan'Perang
terhadap Pencemaran Sungai', papar Agus Susanto yang juga Direktur LSM, Humantias
Indonesia.
Azri SMAK, SE menambahkan, pada puncak Hari Peringatan Air Dunia nanti kita telah
merancang tidak hanya sebatas acara seremonial tetapi kita akan melakukan beberapa paket
1 / 2
FKMPA Buka Posko Pengaduan Pelanggan Air
Thursday, 28 February 2008 06:06
kegiatan penting yaitu penanaman 1000 pohon, pelepasan perahu Napak Tilas Sungai dan
Pameran Lingkungan serta pameran Teknologi Ramah Lingkungan berupa ‘Tong Sampah'
mini yang dapat mendaur ulang sampah organik menjadi kompos, hasil rekayasa teknologi
Jepang.
"Kita juga akan mengundang 5 Cagub/Cawagubsu untuk ikut terlibat dalam peringatan
Hari Air Dunia' agar memiliki tanggungjawab secara struktural dan moral dalam membangun
Sumatera Utara yang berwawasan lingkungan,"tandas Azri.

Agenda 21, Tonggak Awal Hari Air Dunia


Meskipun Earth Summit tahun 1992 merupakan tonggak (milestone) penting, namun dimensi sosial dan lingkungan dari agenda dunia tentang air telah mulai terbentuk lebih awal yaitu pada tahun 1972 atau 2 tahun setelah dicanangkannya peringatan Hari Bumi, yaitu dalam the United Nations Conference on Human Environment yang diselenggarakan di Stockholm. Pada konferensi ini telah dideklarasikan bahwa pencemaran air telah mencapai tingkat yang membahayakan dan diperlukan upaya untuk melindungi sumberdaya alam bumi yang mencakup udara, air, tanah, serta flora dan fauna. Dalam kurun waktu 20 tahun kemudian diselenggarakan The Dublin Conference on Water and the Environment (1992), yang melahirkan pandangan baru dunia tentang air atau yang sekarang disebut dengan "The Dublin Principle" dimana 'sustainability"I keberlanjutan menjadi prinsip penting dalam pengembangan sumberdaya air.
Dalam perkembangannya kemudian, The Dublin Principles ini menjadi referensi dari beberapa pandangan yang saling bersaing dalam pengembangan sumberdaya air. Disatu sisi, LSM dan organisasi relawan serta organisasi "civil society" lainnya cenderung menekankan pada prinsip, 'affordable, equitable, dan basic right, sedangkan organisasi- organisasi yang berorientasi kepada aspek ekonomi lebih menekankan kepada konsep 'economic value and economic good". Yang sebenarnya bila keduanya dikombinasikan akan dapat mencapai hasil optimum bagi nilai manfaat air.
Earth Summit telah diselenggarakan lebih dari sepuluh tahun yang lalu, melahirkan Agenda 21 dan pada khususnya Chapter 18 yang terkait dengan sumberdaya air yang selanjutnya menjadi tonggak penting berkembangnya prinsip-prinsip pengelolaan sumberdaya air. Selain secara tegas menyetujui dan meng-adopsi The Dublin Principles kedalam Agenda 21, Chapter 18 menyatakan bahwa " sumberdaya air perlu dilindungi dengan mempertimbangkan fungsinya dalam ekosistem akuatik maupun peranannya sebagai sumber air, dalam rangka memenuhi dan mempertemukan antara pasokan dan kebutuhan akan air untuk kegiatan manusia". Selanjutnya adalah diterimanya "the ecosystem approach" atau "pendekatan ekosistem" sebagai pendekatan yang rasiona! dan ilmiah dalam pengembangan sumberdaya air.
Selanjutnya dokumen UNCED ini mengelaborasi kebutuhan untuk 'mempromosikan pendekatan multisektor yang dinamis dan interaktif yang perlu dilaksanakan pada tingkatan Daerah Aliran Sungai (DAS), wilayah sungai dan sub-wilayah sungai. Dokumen ini juga menekankan perlunya untuk melindungi, mengkonservasi dan mengelola sumberdaya air berdasarkan pada prioritas dan kebutuhan masyarakat termasuk kelompok perempuan, pemuda dan penduduk asli/setempat dalam kerangka kebijakan pengembangan ekonomi nasional. Kepada kelompok masyarakat terkena dampak diberikan peranan yang syah (legitimate) dalam pengambilan keputusan dan perumusan kebijakan. Hal yang serupa adalah, dikenalinya riparian rights atas air untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia meskipun pada sungai lintas batas negara. Diantara berbagai kegiatan yang di-identifikasi, isu-isu yang dianggap penting lainnya adalah masalah-masalah pengelolaan sungai lintas batas negara, banjir dan kekeringan, dan asesmen serta analisa atas resiko-resiko. Hal penting lainnya adalah perlunya dikenali bahwa air permukaan dan air tanah hendaknya dipandang sebagai dua elemen yang saling bergantung satu sama lain (interdependent) dalam siklus hidrologi.
Dalam peringatan Hari Air Dunia setiap negara periu merenungkan dan menghayati arti penting air sebagai sumber kehidupan, serta bersama-sama mengamankan upaya-upaya yang arif dan bijaksana untuk mendaya-gunakan, melestarikan dan mengamankan sumberdaya air (SDA) yang merupakan milik bersama umat manusia.
Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, dalam penngatan Hari Air Dunia dianjurkan agar Pemerintah Daerah (Provinsi dan Kabupaten / Kota) bersama seluruh komponen stakeholders sumberdaya air (instansi-instansi terkait, organisasi profesi terkait dengan air, para pakar, LSM, organisasi pengguna, dan sebagainya), mengadakan kegiatan yang dapat meningkatkan kesadaran manusia dalam menyebarluaskan pelaksanaan Agenda 21 untuk pengembangan dan perlindungan SDA dengan penyampaian sambutan penngatan Hari Air
Dunia dari Pemerintah, mengadakan seminar, dialog, penerbitan buku, penyebarluasan pamflet, pemberian penghargaan dan kegiatan semacam yang berkaitan.

Hari Air Sedunia: Selamatkan air

Tepat hari ini (22 maret 2010) di mana seluruh dunia pada hari ini memperingati hari Air sedunia (World day of Water ). Menurut Wikipedia,  Hari Air Sedunia diperingati setiap tanggal 22 Maret, inisiatif peringatan ini di umumkan pada Sidang Umum PBB ke 47 tanggal 22 Desember 1992 di Rio de Janeiro, Brasil. Tujuan dari peringatan ini adalah menyadarkan kita akan pentingnya air bersih dan usaha untuk menyadarkan pengelolaan air bersih yang berkelanjutan. Mungkin pada saat ini kita masih bisa menikmati air bersih dengan cuma-cuma. Tapi bagaimana kondisi kita saat 20 tahun lagi atau 50 tahun lagi. Apakah kita masih bisa merasakan air bersih lagi.
Kita mungkin beranggapan bahwa air yang kita pakai ada terus-menerus dari sumbernya tidak akan habis. Ada fakta seputar air yang menarik mengenai air di bumi ini yaitu jumlah total air yang ada di bumi ini saat ini relatif sama dengan jumlah total air saat bumi tercipta. Jumlahnya memang sama tapi yang berubah adalah bentuknya. Jadi bisa disamakan air yang kita pakai untuk minum saat ini mungkin sama dengan air yang diminum nenek moyang kita.
Berapa sih jumlah total air yang bisa diminum di dunia ini ??
Menurut data, 70% permukaan bumi kita adalah air. Akan tetapi dari semua air itu 97 % adalah air asin dan sisanya 3% adalah air tawar. Prosentasi air tawar tadi masih dibagi dengan es, air tanah, air permukaan dan uap air. Selain itu, tidak semua air tawar layak untuk diminum. Itu juga belum termasuk air yang tercemar oleh manusia. Dan tidak semua daerah di dunia ini mendapatkan porsi air yang cukup.
Lalu berapa liter kebutuhan kita kepada air ??
fungsi air kepada manusia memang vital. Kita mulai dari bangun pagi hingga tidur lagi tidak terlepas dari kebutuhan akan air. Adapun kebutuhan akan air yaitu untuk minum, mandi, mencuci, wudhu bagi umat muslim, bercocok tanam, segala macam kebutuhan hidup dan pekerjaan pasti membutuhkan air. Silahkan dihitung sendiri jumlahnya. Itu yang dihitung baru kita sendiri. Berapa jumlah penduduk di dunia ini saat ini. Itu baru saat ini lalu bagaimana kebutuhan air untuk 20 tahun mendatang jika pertumbuhan penduduk di dunia ini selalu bertambah.
Semoga ini menjadi renungan kita dan saya sendiri. Marilah kita melakukan penghematan air. Jangan boros-boros. Ingat segala sesuatu yang boros itu tidak baik. Selamat hari air sedunia.

World Water Day alias Hari Air Dunia

Manusia memang makhluk yang kreatif. Selalu saja ada kreasi yang dihadirkan ke muka. Salah satunya, kreasi menjadikan sebuah tanggal sebagai hari spesial. Ya, begitulah. Ada Hari Pahlawan, lalu Hari Ibu, Hari Bumi, dan semacamnya. Nah, hari ini 22 Maret adalah Hari Air Dunia atau bahasa british-nya World Water Day (WWD).
Yang saya ketahui,  WWD memang sebuah ritual tahunan dunia yang rutin digelar setiap tanggal 22 Maret. Setiap tahun berganti tema. Tahun ini,  tema WWD yakni “Shared Water, Shared Opportunities”. Kata para bule yang punya ide mendesain WWD tahun ini, isu tahun ini sangat terkait dengan isu sentral transboundary water atau manajemen sumber daya air lintas batas.
Waduh,  kok jadi kebanyakan istilah british ya? Begini deh. Istilah transboundary water atau manajemen sumber daya air lintas batas itu kira-kira soal sungai sumber kehidupan yang melewati lebih dari satu negara.
Dari yang saya baca, tema hari air dunia ini selalu mengalami perubahan dari tahun ke tahun. Tahun lalu, “Sanitation” atau Sanitasi menjadi tema utama Hari Air Dunia 2008.  Tema “sanitasi” dipilih karena tahun kemaren ada International Year of Sanitation atau Hari Air Sanitasi Dunia. Sementara pada tahun 2007, WWD punya  tema “Coping with Water Scarcity” atau “Mengatasi Kelangkaan Air”.

Kenapa ya, kok, bule-bule itu memilih transboundary water sebagai tema besar Hari Air Dunia tahun ini. Nah, info dari situs resmi World Water Day tertulis bahwa sekarang ini hampir 40 persen penduduk dunia tinggal di daerah aliran sungai dan danau, yang bentangannya melewati batas-batas negara. Jarene (katanya) setidaknya ada 263 sungai lintasnegara, yang melintas di 145 negara.  Sungai Amazon, Sungai Nil, Sungai Mekong, Sungai Congo, dan Sungai Danube di Eropa adalah beberapa nama sungai-sungai lintasnegara.
sungai-sungai transbundari terbesar di dunia
sungai-sungai transbundari terbesar di dunia
Lalu, apa sih pentingnya dibahas, bahkan harus menjadi tema?
Begini, mengelola sumber daya air yang melibatkan negara-negara yang berbeda itu jelas rawan konflik. Kok bisa?
Ilustrasnya begini, kualitas sungai di daerah hilir jelas sangat bergantung pada kondisi daerah hulu. Jika sudah tercemar di hulu, daerah hilir ya akan kebagian sial, kan?
Bagaimana jika ternyata, antara daerah hulu dan hilir sebuah sungai itu berada pada negara yang berbeda? Padahal negara di hilir ndak bisa cawe-cawe. Yah, semacam ketiban ampas saja. Karena itu, PBB merasa perlu mengurusi persoalan ini. Ya, harus ada kesepakatan dong.
Selama 60 tahun terakhir ini, ada sekitar 200 deal internasional tentang urusan sungai lintasbatas itu. Memang, konflik juga sudah sempat muncul. Setidaknya, sudah 37 kasus dilaporkan. Bahkan, sudah sampai menyebabkan tindakan anarki.
Sedihnya, dari 263 daerah aliran sungai internasional itu, 158 di antaranya masih belum dikelola dengan cara-cara yang dipayungi kesepakatan antarnegara. Jadi, wajar saja jika konflik-konflik itu bisa muncul. Ya, nggak?
Ndak usah jauh-jauh, jangankan sungai lintasnegara (transbundari), lha yang lintas kabupaten atau lintas propinsi saja bisa bikin ribut. Mau contoh?
Lha itu, kasus mata air Paniis di Kaki Gunung Ciremai,  jadi bahan ribut Kabupaten Kuningan dan Kota Cirebon. Trus, kasus banjir Jakarta, yang melibatkan Pemprov DKI Jakarta, Pemerintah Kabupaten Bogor, dan Pemerintah Kabupaten Cianjur. Pada kasus Paniis, misalnya, Pemerintah Kabupaten Kuningan meminta sejumlah kompensasi (bayaran) dari PDAM Kota Cirebon karena mata air Paniis, yang menjadi salah satu sumber air baku PDAM Cirebon berada di wilayah Kabupaten Kuningan. Lantaran tak kunjung ketemu kata sepakat, fasilitas PDAM Kota Cirebon di Paniis sempat dirusak warga.
Sementara dalam kasus banjir Jakarta, Pemkab Bogor dan Cianjur juga meminta kompensasi. Jarene (konon katanya) untuk membiayai konservasi kawasan Bopunjur (Bogor Puncak Cianjur).
Menurut banyak ahli banjir, kerusakan kawasan hulu di daerah Puncak merupakan salah satu sebab utama banjir Jakarta. Sementara, kata penggede Bogor, mereka ndak mau juga gratisan melarang warga mengolah kawasan Puncak.
Itu jika skalanya masih dalam satu negara. Lha, gimana jika sudah beda negara?
Persoalannya sekarang, bukan kita: saya dan anda semua tau atau tidak bahwa hari ini adalah Hari Air. Memangnya, jika kita tau lantas urusan air jadi beres, begitu? Ndak juga, toh?
Menurut saya, yang penting, ayo mulai dari diri sendiri. Sayangi bumi kita; lingkungan kita, jangan sampai tercemar.
Wah, kok jadi ceramah. Ah, sudahlah. Yang penting hari ini informasi tentang Hari Air Dunia sudah disampaikan. Mission is done!!! :-D
Oh ya, dalam rangka Hari Air ini disediakan juga lho konten-kontan yang bisa didownload, seperti ini:
Download desain baju World Water Day. Ada juga wallpaper buat laptop dan handphone. Klik aja di sini.
Sebagai tambahan, (siapa tau ada mahasiswa yang cari-cari info tentang tema-tema Hari Air Dunia), ini tema-tema itu sejak tahun 1994:
  • 1994:  “Caring for Our Water Resources is Everyone’s Business”
  • 1995:  “Water and Woman”
  • 1996:  “Water for Thirsty City”
  • 1997: “The World’s Water: is There Enough?”
  • 1998:  “Groundwater – the Invisible Resource”
  • 1999:  “Everyone Lives Downstream”
  • 2000: Water for 21st Century
    2001:  “Water for Health”
  • 2002:  “Water for Development“
  • 2003: “Water for Future”
  • 2004: “Water and Disasters”
  • 2005:  “Water for Life”
  • 2006:  “Water and Culture”
  • 2007:  “Coping with Water Scarcity”
  • 2008:  “Sanitation”
  • 2009: “Transboundary Water: Shared Water, Shared Opportunities”.