Minggu, 24 April 2011
Terapi Minum Air Putih Kurangi Kerutan Wajah
Timbulnya kerutan di wajah tampaknya merupakan hal yang paling menakutkan bagi para wanita. Namun Anda tidak perlu khawatir, ternyata kerutan di wajah dapat dicegah serta berkurang hanya dengan meminum air putih.
Air putih memiliki banyak manfaat baik kesehatan dan juga kecantikan kulit. Seperti dikutip pada Times of India, dokter dan ahli ilmu gizi menyatakan bahwa meminum sedikitnya delapan gelas air putih sehari dapat mempertahankan keremajaan kulit wajah. Meminum air dengan jumlah besar juga dipercaya dapat melembabkan kulit juga menjauhkan jerawat serta kerutan pada wajah.
Pada percobaan placebo-controlled, beberapa wanita diminta meminum air putih sebanyak setengah liter selama delapan minggu tanpa mengubah gaya hidupnya. Beberapa dari mereka meminum air biasa dan sisanya meminum air mineral willow, air mineral alami yang bersumber dari danau di daerah Inggris yang mengandung salisin (anti inflamasi atau peradangan yang dihasilkan dari kulit pohon willow) yang berfungsi sebagai aspirin.
Tujuan dari percobaan tersebut adalah melihat berapa banyak kerutan yang berkurang dan hilang, membandingkan tekstur kulit sebelum dan sesudah percobaan dan melihat kerusakan yang ditimbulkan oleh matahari.
Hasilnya setelah percobaan ternyata sangat mengejutkan. 19 persen dari kerutan yang dimiliki wanita yang meminum air mineral biasa berkurang. Sedangkang 24 persen dari kerutan yang berkurang terjadi pada wanita yang meminum air mineral Willow.
Sengketa Pulau Berhala Memanas Lagi
JAMBI - Sengketa mengenai status Pulau Berhala kembali memanas setelah Mendagri Gamawan Fauzi, menyatakan bahwa sebaiknya Pulau Berhala diserahkan pengelolaannya ke Provinsi Jambi.
Wakil Ketua DPRD Provinsi Jambi Abdul Halim saat dihubungi Tribun, Sabtu (23/4) mengatakan,,masih belum tahu terkait pernyataan mendagri, namun ditegaskannya bahwa Pulau Berhala secara kultur sejarah dan geografis merupakan bagian dari Jambi.
"Memang kita sama-sama NKRI, tapi ya harus mengerti lah, secara geografis dan sejarahnya kan lebih dekat ke kita (Jambi - red)," ujar Abdul.
Abdul mengharapkan penyelesaian sengketa antara Jambi dengan Kepri diselesaikan secara musyawarah dan komunikasi. "Kalau ada kesepakatan antara kedua provinsi sebenarnya nggak ada masalah," tambahnya.
Pihak DPRD Provinsi Jambi masih belum mengadakan rapat mengenai masalah ini. Namun Abdul mengatakan bahwa pihaknya akan menyikapi anjuran mendagri tersebut bersama pemerintah provinsi dan pemuka masyarakat.
"Kita bukan ngoyo meminta, tetapi mengikuti prosedur," jelas Abdul. Dirinya menambahkan bahwa ada kemungkinan Pulau Berhala dipersengketakan karena potensi wisatanya, namun menurutnya, pemerintah Jambi lebih cenderung kepada faktor sejarahnya.
Sebab, di pulau tersebut terdapat makam Datuk Paduko Berhalo, yang merupakan orangtua dari Rang Kayo Hitam, Raja Jambi.
Wakil Ketua DPRD Provinsi Jambi Abdul Halim saat dihubungi Tribun, Sabtu (23/4) mengatakan,,masih belum tahu terkait pernyataan mendagri, namun ditegaskannya bahwa Pulau Berhala secara kultur sejarah dan geografis merupakan bagian dari Jambi.
"Memang kita sama-sama NKRI, tapi ya harus mengerti lah, secara geografis dan sejarahnya kan lebih dekat ke kita (Jambi - red)," ujar Abdul.
Abdul mengharapkan penyelesaian sengketa antara Jambi dengan Kepri diselesaikan secara musyawarah dan komunikasi. "Kalau ada kesepakatan antara kedua provinsi sebenarnya nggak ada masalah," tambahnya.
Pihak DPRD Provinsi Jambi masih belum mengadakan rapat mengenai masalah ini. Namun Abdul mengatakan bahwa pihaknya akan menyikapi anjuran mendagri tersebut bersama pemerintah provinsi dan pemuka masyarakat.
"Kita bukan ngoyo meminta, tetapi mengikuti prosedur," jelas Abdul. Dirinya menambahkan bahwa ada kemungkinan Pulau Berhala dipersengketakan karena potensi wisatanya, namun menurutnya, pemerintah Jambi lebih cenderung kepada faktor sejarahnya.
Sebab, di pulau tersebut terdapat makam Datuk Paduko Berhalo, yang merupakan orangtua dari Rang Kayo Hitam, Raja Jambi.
Warga Mulai Antisipasi Jika Terjadi Banjir
SUNGAIPENUH – Warga Kabupaten Kerinci yang bermukim disejumlah kawasan rawan banjir, mulai memindahkan barang-barang mereka ketempat yang lebih tinggi.
Hal itu dilakukan sebagai langkah antisipasi jika sewaktu-waktu banjir merendam rumah mereka.
Warga Kecamatan Sitinjau Laut, Eli, saat dikonfirmasi mengakui hal tersebut. Ia mengatakan, biasanya setiap datang musim hujan seperti yang terjadi di Kabupaten Kerinci saat sekarang ini, rumahnya selalu digenangi air.
“Sudah beberapa pekan terakhir hujan terus turun, sehingga debit air sungai
mengalami peningkatan. Saat ini saja sejumlah jalan sudah mulai terendam, jika
hujan tetap turun maka air akan masuk kerumah,” ujarnya, saat dikonfirmasi
tribunjambi.com, Minggu (24/4) kemarin.
Menurut Eli, karena tidak ingin barang-barangnya direndam banjir seperti
tahun-tahun sebelumnya, ia pun mulai memindahkan barang-barang ke tempat yang lebih tinggi. "Barang-barang elektronik dan benda berharga lainnya, sudah saya pindahkan ke lantai dua,” katanya.
12 Kecamatan di Kerinci Rawan Banjir
SUNGAIPENUH - Turunnya hujan deras di Kabupaten Kerinci, dan sekitarnya beberapa pekan terakhir, menyebabkan 12 Kecamatan yang ada di Kabupaten Kerinci, rawan banjir dan tanah longsor.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kerinci, Basyarin,
saat dikonfirmasi mengakui hal tersebut. Ia mengatakan, semua kecamatan di Kerinci, berpotensi terendam banjir dan tanah longsor.
"Ya, semua kecamatan yang ada di Kabupaten Kerinci memiliki potensi terjadinya banjir dan tanah longsor. Untuk itu kita minta kepada warga agar selalu waspada," ujar Basyarin, saat dikonfirmasi Tribun, Minggu (24/4) kemarin.
Menurutnya, kerawanan yang ada di masing-masing daerah memiliki perberbedaan. Misalnya disepanjang Sungai Batang Merao, mulai dari Kecamatan Siulak, Kecamatan Air Hangat, Kecamatan Depati Tujuh, dan Air Hangat Timut, rawan terjadinya banjir.
"Sementara dikawasan pinggiran, seperti di Kecamatan Danau Kerinci, Kecamatan Keliling Danau, rawan terjadinya banjir yang disertai dengan longsor. Terjadinya kerawanan tersebut, salah satunya disebabkan karena terjadinya pendangkalan sungai," katanya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kerinci, Basyarin,
saat dikonfirmasi mengakui hal tersebut. Ia mengatakan, semua kecamatan di Kerinci, berpotensi terendam banjir dan tanah longsor.
"Ya, semua kecamatan yang ada di Kabupaten Kerinci memiliki potensi terjadinya banjir dan tanah longsor. Untuk itu kita minta kepada warga agar selalu waspada," ujar Basyarin, saat dikonfirmasi Tribun, Minggu (24/4) kemarin.
Menurutnya, kerawanan yang ada di masing-masing daerah memiliki perberbedaan. Misalnya disepanjang Sungai Batang Merao, mulai dari Kecamatan Siulak, Kecamatan Air Hangat, Kecamatan Depati Tujuh, dan Air Hangat Timut, rawan terjadinya banjir.
"Sementara dikawasan pinggiran, seperti di Kecamatan Danau Kerinci, Kecamatan Keliling Danau, rawan terjadinya banjir yang disertai dengan longsor. Terjadinya kerawanan tersebut, salah satunya disebabkan karena terjadinya pendangkalan sungai," katanya.
Jumat, 01 April 2011
Sumur Mengeluarkan Gas, Pasaca Banjir Mura

Pemkab Musi Rawas Dinilai Lamban Tangani Musibah Banjir


Banjir MURA : 6.018 Rumah Terendam dan 95 Warga Jalani Perawatan

Desa Ulu Air Terancam Hanyut
jambi‑ Tokoh masyarakat Kumun, Basyarin yang juga Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kerinci mengatakan Desa Ulu Air yang berada di Kecamatan Kumun‑Debai Kota Sungaipenuh terancam hanyut tergerus banjir bandang.
''Desa Ulu Air dan beberapa desa di sekitarnya di Kecamatan Kumun‑Debai kini kondisinya sangat rawan dan terancam bisa hanyut jika saja terjadi hujan lebat dan banjir bandang di Sungai Kumun yang melewati desa tersebut,'' terangnya, Kamis (31/3).
Hal itu dipicu oleh telah rusaknya lingkungan sungai akibat terus terjadinya aktivitas penambangan Galian C di Sungai Kumun yang berarus deras.
Dikatakannya, aktivitas penambangan Galian C berupa batu, kerikil dan pasir di sungai Kumun yang terus menerus dilakukan kelompok masyarakat penambang hingga saat ini sudah sampai pada tahap mengkuatirkan, karena penambangan ini telah mengurangi bahkan menghilangkan pelindung atau benteng alam berupa bebatuan, kerikil dan pasir dari sungai tersebut.
Desa Ulu Air, memang desa yang berada di sepanjang aliran sungai Kumun yang berada di lereng pebukitan. Sungai tersebut selama ini debit airnya sangat tergantung pada hujan, jika terjadi musim hujan maka debit airnya akan sangat besar dengan arus yang sangat kuat menerjang sisi‑sisi bantaran sungai.
Karena topografi alam yang berada di lereng pebukitan itulah desa tersebut berada dalam zona bahaya bagi bencana alam banjir bandang dan tanah longsor.
''Desa Ulu Air dan beberapa desa di sekitarnya di Kecamatan Kumun‑Debai kini kondisinya sangat rawan dan terancam bisa hanyut jika saja terjadi hujan lebat dan banjir bandang di Sungai Kumun yang melewati desa tersebut,'' terangnya, Kamis (31/3).
Hal itu dipicu oleh telah rusaknya lingkungan sungai akibat terus terjadinya aktivitas penambangan Galian C di Sungai Kumun yang berarus deras.
Dikatakannya, aktivitas penambangan Galian C berupa batu, kerikil dan pasir di sungai Kumun yang terus menerus dilakukan kelompok masyarakat penambang hingga saat ini sudah sampai pada tahap mengkuatirkan, karena penambangan ini telah mengurangi bahkan menghilangkan pelindung atau benteng alam berupa bebatuan, kerikil dan pasir dari sungai tersebut.
Desa Ulu Air, memang desa yang berada di sepanjang aliran sungai Kumun yang berada di lereng pebukitan. Sungai tersebut selama ini debit airnya sangat tergantung pada hujan, jika terjadi musim hujan maka debit airnya akan sangat besar dengan arus yang sangat kuat menerjang sisi‑sisi bantaran sungai.
Karena topografi alam yang berada di lereng pebukitan itulah desa tersebut berada dalam zona bahaya bagi bencana alam banjir bandang dan tanah longsor.
Banjir Rendam Tujuh Kecamatan di Medan
Daerah yang tak pernah terkena banjir, seperti kawasan Kelurahan Kuala Bekala, Medan Johor, pun terendam. Air berwarna coklat merendam rumah-rumah penduduk di pinggir Sungai Bekala dan Sungai Babura yang melintas kawasan itu sampai ke atap rumah. Sebuah rumah milik keluarga Simatupang di tepi Sei Bekala, Jalan Pintu Air 4, hanyut.
Ingan Malem Ginting (60), warga Kuala Berkala, mengatakan, banjir sudah mulai datang sekitar pukul 23.00, Kamis (31/3/2011) malam. Jumat (1/4/2011) sekitar pukul 01.00 air meninggi hingga mencapai puncak rumah sekitar pukul 03.00 dini hari. Air Sei Bekala naik hingga 10 meter. ”Biasanya sungai hampir tak tampak,” tutur Ingan.
Banyak warga stres karena banjir itu. ”Selama 20 tahun saya tinggal di sini, baru kali ini banjir besar terjadi,” tutur Berman Hutaeyan (49), warga Gg Aman, Kelurahan Medan Bekala, Medan Johor.
Rumah keluarga Berman terendam hampir separuhnya. Mereka mengungsi ke lantai dua dan tiga. Para tetangganya pun mengungsi ke rumah Berman.
Kebanyakan warga masih meninggalkan barang berharga di dalam rumah. Ada yang bisa membawa surat-surat penting, namun ada yang tertinggal.
Ny Solin br Manurung (44), misalnya, tampak berkali-kali mengusap air mata melihat rumahnya terendam sampai ke atap. ”Masih ada ijazah anak yang tertinggal," kata dia. Hingga berita ini ditulis belum ada laporan adanya korban jiwa.
Warga menguatkan satu sama lain dalam kelompok Serikat Tolong Menolong (STM) di kawasan setempat. ”Ini warga STM yang berkumpul di rumah kami,” kata Berman.
Warga masih kesulitan mendapatkan makanan karena bahan pangan terendam. Warga juga membutuhkan pakaian bersih dan kering terutama untuk anak-anak dan bayi.
Sekitar pukul 09.00, posko dapur umum tampak didirikan di Jalan Pintu Air, Kuala Bekala. Wali Kota Medan Rahudman Harahap sesaat menengok kawasan itu. ”Ini dapur umum swadaya masyarakat, bantuan dari Pemerintah Kota belum sampai,” tutur M Pane, perangkat Kelurahan Kuala Bekala yang bersama para ibu membangun di posko dapur umum.
Banjir di Medan Setinggi Atap
Salah satu lokasi yang banjirnya hingga mencapai hingga atap rumah itu terlihat di Gang Alfajar Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan Maimun. Siti (19), salah seorang warga Gang Alfajar Kelurahan Sei Mati mengatakan, banjir di daerah itu mulai terjadi Jumat dinihari sejak pukul 02.00 WIB.
Namun hingga pukul 09.00 WIB, genangan air tersebut masih tinggi meski secara umum ketinggian air mulai turun. Pantauan di Gang Alfajar Kelurahan Sei Mati, terlihat sejumlah warga menyelamatkan harta benda sambil mengarungi air yang mencapai batas leher. Genangan air yang cukup tinggi juga terjadi di Jalan TB Simatupang Gang Swadaya, Kecamatan Medan Sunggal yang mencapai atas jendela hingga atap rumah.
Menurut Marzuki (36), warga Jalan TB Simatupang, Medan Sunggal, genangan air di Gang Swadaya yang mencapai jendela hingga atap rumah itu disebabkan daerah tersebut berada di bagian bawah dan berdekatan langsung dengan sungai.
Sedangkan Gang Abadi yang berada di lokasi lebih tinggi hanya mengalami banjir sekitar satu meter. Banjir itu mulai menggenangi rumah warga sekitar opukul 03.00 WIB. "Tapi, tadi pagi sekitar pukul 07.00 WIB sudah mulai turun, mulai tinggal selutut," katanya.
Sementara itu, banjir yang terjadi di Lingkungan XVIII Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Medan Maimun merendam rumah warga hanya sekitar satu meter. "Agak lumayan, sekitar satu meter," kata Saniah Nasution (55), warga Lingkungan XVIII Kelurahan Kampung Baru.
Menurut catatan, banjir di Kota Medan yang diawali turunnya hujan pada Kamis sore hingga malam hari telah merendam sedikitnya tujuh dari 21 kecamatan di daerah itu. Ketujuh kecamatan itu masing-masing Medan Tuntungan, Medan Selayang, Medan Polonia, Medan Baru, Medan Petisah, Medan Johor, dan Kecamatan Medan Maimun.
Kepala Bagian Humas Pemerintah Kota Medan Khairul Buhari mengatakan, berdasarkan pemantauan yang dilakukan, banjir di tujuh kecamatan itu disebabkan meluapnya beberapa sungai di Kota Medan. Pihaknya belum menemukan adanya korban jiwa dalam banjir tersebut. "Belum ada laporan soal korban jiwa, sementara kerugian materi masih terus didata," kata Khairul Buhari.
Jalan-Jalan Utama Kota Medan Terendam
”Tadi pagi cuma setinggi mata kaki, sekarang sudah sepinggang,” tutur seorang gadis penunggu konter ponsel di Jalan Mansyur, Jumat (1/4/2011). Di Jalan Mansyur, puluhan kendaraan, terutama roda dua, mogok.
Sejumlah orang melaporkan tinggi air di Jalan Mansyur di depan Universitas Sumatera Utara (USU) sudah mencapai dada orang dewasa.
Bisru Hafi, Humas USU, saat dikonfirmasi tentang aktivitas di USU, mengatakan, tidak tahu karena tidak masuk kerja. ”Rumah kami kebanjiran, saya izin tidak masuk hari ini,” kata Bisru.
Banjir "Liburkan" Sekolah di Medan
”Saya dan teman-teman tidak bisa masuk sekolah karena halamannya penuh air. Bangku sekolah juga basah semua,” ujar siswi SMPN 40 yang saat itu pulang bersama rekan-rekannya.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan Hasan Basri menjelaskan, kegiatan di puluhan sekolah, baik SD maupun SMP di Kecamatan Tuntungan, Medan Labuhan, Medan Baru, Medan Maimun, dan Medan Sunggal diliburkan.
”Mungkin Sabtu atau Senin sekolah sudah bisa beroperasi lagi karena air sudah surut,” ujarnya.
Beberapa sekolah di Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang, juga libur lantaran banjir. Siswa yang telanjur pergi sekolah terpaksa kembali pulang pada pukul 08.00 hingga pukul 09.00 pagi tadi.
Medan Kebanjiran ,banjir kembali
banjir “kiriman”
Banjir kali ini memang tidak setinggi banjir januari kemarin. Namun efeknya tetap sama. Kerugian materil dan inmateril. Sebagian penduduk menggungsi, ada juga yang memilih tetap bertaha, sampai pagi ini belum ada bantuan dari pemerintah atau organisasi lain. Bantuan masih dilakukan atas swadaya masyarakat sekitar. Paling parah dirasakan oleh masyarakat disekitar sunggai deli.
banjir kembali
Cuaca “membawa” sakit
Mie Balap
Medan adalah surga kuliner, surganya yang hobi makan.
Kalau kemedan dan ingin cari tempat sarapan, tempat yang satu ini wajib dikunjunggi. Mie balap HM Jhoni.
Kadang pada saat kita butuh jasa foto copy pada Malam hari dimedan, kita akan sangat sulit sekali mencari kedai foto copy yang buka. sekarang tidak susah pusing-pusing mencarinya.
Tinggal datang di depan Sekolah Eria sebelum kembar ponsel jalan Sisingamangaraja Medan.
Kedai Foto Copy yang dikelola Pemiliknya oleh Kamarulzaman yang akrab dipanggil bang Emen.
Bang emen sudah memulai bisnis fotocopy sejak tahun 2000. Merintisnya dari mesin foto copy jadul. Dan sekarang telah memiliki 5 unit mesin fotocopy digital.
Usaha yang cukup menjanjikan ini bisa kita buka dengan modal 80 juta.
Bang emen memanfaatkan waktu malam hari untuk memaksimalkan kerjanya disaat malam hari untuk membantu masyarakat medan yang membutuhkan jasa ini dikarenakan banyak jasa ini tutup.
Saat ini bang emen sudah membantu banyak orang dengan membuka lapangan pekerjaannya dan telah memiliki 10 oeang karyawan.
Bang emen juga memiliki beberapa cabang diantaranya di jalan teladan disamping. Institute Teknologi Medan.
Selain itu bang emen juga melayani jasa pengetikan dan menjual alat tulis kantor.
Butuh foto copy dalam partai besar dan partai kecil dan butuh cepat!!! Hubungi 085276080722.
Medan Banjir
Medan Kebanjiran
Buruknya drainase di kota Medan menyebakan medan sering tergenang banjir. Senin 21/03/11 mulai pukul 17.30WIB hujan mengguyur kota medan. Hujan lebat yang menyirami kota medan menyebabkan banjir dan kemacetan di beberapa ruas jalan. Hal ini disebabkan drainase yang kurang bagus.
Faktor utama adalah kurangnya perhatian dari pemko serta minimnya kesadaran masyarakat medan untuk membuang sampah sembarangan. Dan hal ini menyebabkan banyak sampah yang menutup drainase.
Perlu kerjasam banyak pihak untuk menanggulagi hal ini. Diantaranya dinas pekerjaan umum, dinas sosial dan dinas kebersihan.
Dinas pekerjaan umum seharusnya melakukan perbaikan dibeberapa tempat yang drainasenya kurang bagus. Sedangkan dinas sosial melakukan penyuluhan kepada masyarakat untuk perlunya menjaga lingkungan sekitar. Sedang dinas kebersihan bekerjasama dengan beberapa pihal terkait untul lebioh banyak menyediakan tempat pembuangan sampah.
Misalnya saja didaerah menteng, sepanjang sunggai masyarakat yang tinggal disitu tidak ada disediakan tempat pembuangan sampah. Ini menyebabkan masyarakat sekitar sungai membuang sampah kedalam aliran sungai.
Semoga medan dapat terus maju dan menjadi bersih rapi dan tertata seperti banyak di impi-impikan masyakat medan.
Faktor utama adalah kurangnya perhatian dari pemko serta minimnya kesadaran masyarakat medan untuk membuang sampah sembarangan. Dan hal ini menyebabkan banyak sampah yang menutup drainase.
Perlu kerjasam banyak pihak untuk menanggulagi hal ini. Diantaranya dinas pekerjaan umum, dinas sosial dan dinas kebersihan.
Dinas pekerjaan umum seharusnya melakukan perbaikan dibeberapa tempat yang drainasenya kurang bagus. Sedangkan dinas sosial melakukan penyuluhan kepada masyarakat untuk perlunya menjaga lingkungan sekitar. Sedang dinas kebersihan bekerjasama dengan beberapa pihal terkait untul lebioh banyak menyediakan tempat pembuangan sampah.
Misalnya saja didaerah menteng, sepanjang sunggai masyarakat yang tinggal disitu tidak ada disediakan tempat pembuangan sampah. Ini menyebabkan masyarakat sekitar sungai membuang sampah kedalam aliran sungai.
Semoga medan dapat terus maju dan menjadi bersih rapi dan tertata seperti banyak di impi-impikan masyakat medan.
Banjir Bandang di Labuhan Serang 4 Lingkungan, 250 KK Warga Mengungsi
LABUHAN - Banjir bandang yang terus mengenangi pemukiman warga di empat lingkungan Martubung Medan Labuhan mengakibatkan ratusan warga mengungsikan seluruh barang perabotan rumah tangganya di lokasi tak terkena banjir. Saat ini Camat medan labuhan Zein Noval yang dihubungi wartawan Jumat siang (01/04/2011) melalui pesawat handphonenya mengakui, jauh hari sebelumnya telah melakukan antisipasi terhadap banjir bandang susulan, saat ini kata Camat, sudah disiapkan posko penangulangan banjir berikut dapur umumnya di halaman kantor Dinas Tenaga Kerja dan transmigrasi di depan pabrik Coca Cola Martubung.
"Belum ada korban jiwa akibat luapan banjir ini, tapi diperkirakan sebanyak 250 KK di empat lingkungan yakni Linkungan 1, 2 ,4, dan 7 terparah dilanda banjir ", ungkap Camat Medan Labuhan tersebut.
Saat dipertanyakan bagaimana penanganan terhadap warga yang mengamuk di PT Agro Jaya Perdana?, Camat menjelaskan, ini akibat salah paham pada warga, padahal sebenarnya PT Agro tersebut sedang meratakan dan meninggikan tanggul bukan mengobok-obok tanggul, akan tetapi saat masih dikerjakan mendadak banjir bandang datang hingga air sungai meluap bukan akibat tanggul jebol, ujarnya.
"Masalah itu sedang kita cari solusinya antara warga dan PT Agro, saya fasilitasi untuk musyawarah di aula Kantor Camat supaya tindakan anarkis tak terjadi kembali, dan saat ini situasi emosional warga sudah dapat dinormalkan kembali," ungkap Zain Noval Camat Labuhan tersebut.
Sungai Deli dan Babura Meluap, Rumah Penduduk Tenggelam
MEDAN - Hujan deras mulai pukul 19.30, tadi malam (31/03/2011), menyebabakan kota Medan mengalami kebanjiran. Sejumlah ruas jalan tadi malam tergenang, bahkan sampai sedungkul kaki orang dewasa.
Pantauan wartawan tadi malam, ruas Jalan Gatot Subroto, Thamrin, Prof HM Yamin, SM Raja, Brigjen Katamso, Sutomo dan Krakatau tergenang air. Mengakibatkan jalan macet panjang , bahkan banyak kenderaan bermotor, terutama kenderaan roda dua jadi mogok.
Sementara itu, tadi pagi hingga siang, Jumat (01/04/2011), warga yang tinggal di bantaran sungai Deli dan Sungai Babura sibuk menyelamati harta benda dari rumahnya yang rata-rata tennggelam akibat sungai yang meluap.
Di Jembatan, kawasan Kampung Aur, Kecamatan Medan Maimon tampak puluhan Keluarga basah kuyup dan mengungsi ke tempat yang lebih tinggi di Jalan Letjen Soeprapto, karena sungai Deli meluap mendekati lantai jembatan.
Begitu juga di kawasan Kampung Keling/Kampung Madras, banyak rumah warga tenggelam.
Warga juga mengungsi sementara ke Jalan KH Zainal Arifin dan Jalan S Parman. Begitu juga di Jalan Karya, Kecamatan Medan Barat, sungai Deli yang membelah kawasan tersebut, tingginya rata sama jembatan, meluap ke menenggelamkan rumah penduduk.
Zulham, warga kampong Aur, kepada wartawan mengungkapkan, air mulai menenggelamkan rumah mereka di tepi sungai Deli itu sejak pukul 01.00 WIB dini hari.
Di ketiga kawasan dekat sungai tersebut, warga setempat tampak meminta bantuan kepada siapa saja yang lewat di Jalan tersebut. Dengan meletakkan kota kardus di tengah jalan. Tampak juga sejumlah aparat keamanan sibuk mengamankan jalan yang mulai macet.
"Kami sudah biasa begini bang. Habis gimana lagi, sudah puluhan tahun keluarga kami tinggal di sini (bantaran sungai Deli), yah pasrah ajalah," katanya.
Soal Jembatan Gantung Sidorejo, "Bang Rahudman Mana Janji Mu"
MEDAN - Warga yang bermukim dikawasan Kelurahan Siderejo sedikit kecewa dimana sebelum jembatan gantung ini hanyut terbawa arus sungai Babura Medan, Rahudman dalam kampanyenya pernah berjanji akan memperbaiki jembatan gantung yang selama ini menjadi transportasi masyarakat dari kawasan polonia ke pasar Mati Padang Bulan Medan.
Itu, diucapan sewaktu rahudman menjadi calon walikota Medan, sekarang Rahudman berjanji akan memperbaiki atau membangun jembatan gantung tersebut. "Mudah-mudahan saja ini bukan janji manis sewaktu berkunjung kita mau jembatan itu segera dibangun oleh Pemko Medan," ucap Misno salah seorang warga kepada wartawan.
Misno menuturkan bahwa jembatan gantung ini adalah jalan alternatif yang mengubungkan kawasan Polonia Medan dengan Pasar Mati Padang Bulan Medan. Tapi jalan yang hanya bisa dilalui becak Bermotor dan roda dua ini adalah jalur utama bagi warga sekitar. Selain lebih cepat juga masalah efisiensi waktu jarak tempuh.
Kalau sudah begini kami harus memutar arah, yang seharusnya sudah sampai selama 10 menit, karena memutar pasti akan bertambah lama waktunya menjadi 30 menit.
Misno menuturkan waktu pembangunan jembatan itu sekitar tahun 1970 dan selesai 1971, akan tetapi semenjak ini dioperasikan hanya sekali diperbaiki dan hingga sampai saat ini jembatan tersebut lantai diganti dengan papan dan besi penghubung atau pemegang yang sudah rusak diperbaiki dengan memakai dana warga sendiri.
Kita berharap saja, jembatan tersebut secepatnya dibangun agar aktifitas warga tidak terganggu, dimana selama ini keberadaan jembatan gantung sangat membantu masyarakat disekitarnya.
Korban Banjir Mulai Terserang Penyakit
Seperti halnya yang dialami Wahyu, warga Perumnas Simalingkar, yang mengaku mulai terserang gatal-gatal di bagian kaki. Menurut pria berusia 25 tahun ini, kakinya memang sudah teerendam air sejak Jum'at dini hari (01/04/2011)."Bagaimana tidak gatal-gatal, kaki saya sudah terendam sejak pagi tadi," bilangnya.
Warga mengaku belum sempat mendatangi posko kesehatan, karena siang ini disibukan dengan aktivitas membersihkan rumah. Mereka berencana, akan mendatangi posko pengobatan gratis yang terletak di Kantor Kelurahan Mangga, jika aktivitas membersihkan rumah dari tumpukan lumpur selesai dilakukan.
Kekurangan Tenaga Medis, Puskesmas Simalingkar Kewalahan Tangani Korban Banjir
MEDAN - Kurannya tenaga medis, membuat pihak Puskesmas Simalingkar, Medan, sedikit kewalahan menangani korban banjir, yang mulai terserang penyakit.
Kepala Puskesmas Simalingkar, dr. Nency Hutagalung yang ditemui wartawan di sela-sela kegiatannya mengkordinir Posko Kesehatan di Kantor Kelurahan Mangga, Jum'at (01/04/2011), menjelaskan bahwa saat ini pihaknya sudah menurunkan sekira 32 tenaga medis yang terdiri dari perawat, bidan, dan analis dari Puskesmas Simalingkar sendiri, maupun Puskesmas Pembantu (Pustu) yang ada di Kelurahan Mangga.Namun, jauhnya jarak posko kesehatan dengan pemukiman korban banjir, membuat mereka enggan datang langsung dan berobat gratis di sana. Sehingga, tenaga medis harus lebih aktif mendatangi keberadaan para korban."Sejauh ini, korban yang datang ke Posko baru sekitar 9 orang saja, rata-rata dari mereka terjangkit peyakit gatal-gatal, demam dan masuk angin," terangnya. Sementara, obat-obatan terbilang cukup, hingga beberapa hari ke depan.
Jeritan Warga Pinggiran Sungai, "Akibat Gedung, Kami Yang Tenggelam"
MEDAN - Ratusan kepala keluarga yang rumahnya terendam air, menilai ini akibat banyaknya gedung perkantoran dan perumahan elit yang memakan lahan sungai Deli dan Babura. Akibatnya kami yang tenggelam.
"Kepada wakil rakyat dan Pemko Medan untuk melakukan evaluasi kembali ruas resapan air yang dicaplok oleh para pengusaha. Faktor banjir bukan sekedar hanya kedangkalan sungai semata akan tetapi sudah banyak terjadi penyempitan arus kedua sungai yang melintasi Kota Medan," ucap Tugiman warga Kelurahan Sei Mati Medan yang rumahnya terendam air.
Salah satunya, bangunan mewah gedung perkantoran yang menimbun aliran sungai dikawasan perumahan elit Multatuli akibatnya kami yang paling merasakannya. Saya Minta Pak Rahudman yang dulu pernah melakukan peninjauan sungai deli dan berjanji untuk mengeruk pendangkalan sungai itu harus segera dilaksanakan. Kalau tidak kami yang tenggelam, ucap Ardi Sinaga yang juga warga dipinggiran sungai Deli.
Sinaga juga mengatakan pemerintah jangan selalu menyalahkan warga yang tidak mau dipindahkan dari pinggiran sungai akan tetapi lihat dulu dong penyebab utama terjadinya banjir di Kota Medan, yakni keberadaan gedung dan perumahan mewah disekitar sungai ini yang membuat banjir selalu menghantui Kota Medan.
Diakuinya, dirinya tinggal di kawasan ini sudah empat keturunan dulu tidak banjir-banjir kalau hanya masalah hujan di gunung akan tetapi lihat sekarang hujan deras sedikit saja sungai sudah meluap. "Yang kami butuhkan bukan belas kasihan atau sumbangan dari para dermawan akan tetapi komitmen Pemko Medan yang melindungi warganya itu harus dilaksanakan terutama pengerukan sungai ini harus dilakukan kalau tidak warga selalu yang terkena dampaknya," ucap Sinaga.
Banjir Bandang Robohkan 4 Rumah, 2 Lainnya Hanyut
DELI SERDANG - Tingginya intensitas hujan di hulu Sungai Buaya, Jum'at dini hari (01/04/2011), menimbulkan banjir bandang di sekitar pemukiman warga Desa Kelpa Satu, Galang, Deliserdang, Sumut.
Sedikitnya, puluhan rumah dihantam banjir, 4 diantaranya roboh dan 2 lainnya hanyut terbawa derasnya arus sungai. Warga yang rumahnya menjadi sasaran banjir bandang, hanya bisa menyelamatkan diri.
Sedangkan, harta benda mereka ikut terbawa arus. Lokasi terparah dihantam banjir bandang, terjadi di Dusun I, dari
pantauan di lokasi bencana, sebanyak 8 rumah rusak, 4 diantaranya roboh, sedangkan 2 rumah lainnya milik warga yang berada di bantaran Sungai Buaya, hanyut dibawa arus deras.
Kelurahan Mangga Dirikan 10 Posko Pengungsian
MEDAN - Untuk menampung para korban banjir luapan Sungai Babura Medan, Pemerintah Kelurahan Mangga, Kecamatan Medan Tuntungan, mendirikan posko pengungsian di 7 lingkungan.
Berdasarkan informasi yang disampaikan Lurah Mangga, Wandro Malau, S.Sos, kepada wartawan, ketujuh posko tersebut, masing-masing terletak di lingkungan 7, posko berada di Jalan Karya 12 dan Jalan Karya Raya, di lingkungan 9 terdapat posko Jalan karya 17 dan Jalan Sawit Raya. Di Lingkungan 10 dan 12, terletak di Jalan Nyiur dan Cengkeh. Sedangkan lingkungan 14 dan 15 serta 6, terdapat di Jalan Karya Jaya Raya, Jalan Sagu dan Jalan Kopi.
Menurut Wandro Malau, posko di Jalan Kopi merupakan yang terbanyak pengungsinya, karena lokasi tersebut yang terparah terkena dampak banjir, sebab sangat dekat jaraknya dari bantaran Sungai Babura.
"Sampai dengan saat ini ada posko yang pengungsinya sudah pulang, ada pula yang semaakin bertambah, seperti di Jalan
Kopi," jelasnya. Selain posko pengungsian, pemerintah setempat juga menyediakan sejumlah titik dapur umum, sebagai tempat pengolahan logistik makanan bagi para korban banjir.
Ratusan Warga Masih Tinggal di Tenda Pengungsian, Simpang Kantor Lumpuh
MARELAN - Ratusan warga korban banjir hingga jumat sore ini (01/04/2011) masih berada di tenda-tenda pengungsian tanpa ada bantuan dari Pemko Medan, kebanyakan para pengungsi korban banjir tinggal di sepanjang bantaran tanggul sungai Deli masih bertahan.
"Kami terus bertahan diatas tanggul ini sampai air sungai deli surut, semua perabotan rumah tangga kami terpaksa diungsikan diatas tanggul ini sebab mau kemana lagi kami berteduh sementara hingga kini belum ada bantuan diberikan Pemerintah baik bantuan dana maupun bantuan kesehatan,"ungkap sejumlah warga yang mengungsi di bantaran tanggul sungai deli di lingkungan IV Youg Panah Hijau Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan.
Selain itu banjir bandang yang terjadi di Martubung Medan Labuhan kian meluas setinggi setengah meter hingga ke badan jalan kawasan Simpang Kantor menyebabkan jalan lintas KL.Yosudarso Medan Labuhan lumpuh serta mengalami kemacetan, sejumlah kenderaan yang terjebak banjir terpaksa memutar kearah jalan alternatif menuju jalan Young Panah Hijau Labuhan Deli serta Jalan Marelan Raya mengakibatkan kemacetan jalan sulit teratasi.
Tak hanya merendam ratusan unit rumah warga ternyata banjir bandang ini menyengsarakan para pengendara sepeda motor hingga tak jarang mesin motor menjadi mogok,"Kesal kali, setiap banjir bandang disini pasti macet dan membuat busi motorku tak hidup lagi, maunya kedepan Pemerintah benar-benar perhatikan kondisi kekuatan tanggul di Medan Utara ini agar kedepan tak lagi begini,"kata Warno (38) seorang pengendera sepeda motor yang mogok akibat luapan banjir di Simpang Kantor Medan Labuhan .
Hingga kini kondisi tingginya luapan air di sungai deli belum juga surut akibat di kawasan Belawan sedang mengalami pasang air laut mengakibatkan arus aliran sungai deli masih tinggi.
Banjir Bandang Sungai Buaya, Korban Rugi Ratusan Juta Rupiah
DELI SERDANG - Meski tidak menimbulkan korban jiwa, namun banjir bandang Sungai Buaya kali ini, mengakibatkan warga Kecamatan Galang,Deliserdang mengalami kerugian ratusan juta rupiah.
Bagaimana tidak, Pasca diterpa banjir bandang, puluhan rumah di Kecamatan galang, Deliserdang, kini kondisinya memprihatinkan. Selain kondisi rumah warga yang hanyut, dan hanya menyisakan reruntuhan dinding bangunan, serta pondasi rumah. Sedangkan kontruksi rumah sudah hilang akibat terbawa arus. Rumah yang roboh, kondisinya juga
mengkhawatirkan, separuh lantai rumah longsor tergerus air.
Zainal Arifin, warga setempat mengaku terkejut, dengan kondisi ini. Menurutnya, suara air yang menderu kencang, membuat warrga panik dan berlarian menyelamatkan diri, tanpa bisa membawa harta benda."Selamatkan diri aja, sudah sukur, pokoknya harta benda direlakan sajalah," ujarnya pasrah, sambil berharap bantuan logistik dan bahan bangunan rumah akan segera ditunkan Pemerintah Kabupaten Deliserdang.
Sungai Batu Gingging Meluap, Puluhan Rumah Terendam Banjir
LUBUK PAKAM - Setelah Sungai Buaya menimbulkan arus deras yang menghantam puluhan rumah, kini giliran Sungai Batu Gingging meluap, Jum'at siang (01/04/2011) sekira pukul 14.30 Wib.
Luapan air sungai yang menjadi batas wilayah Kecamatan Lubuk Pakam dengan Kecamatan Tanjung Morawa ini, sedikitnya telah merendam puluhan rumah di sekitar bantaran sungai, tepatnya pemukiman warga Kelurahan Paluh Kemiri, Kecamatan Lubuk Pakam.
Berdasarkan data awal yang diterima wartawan dari pemerintahan desa setempat, warga yang rumahnnya terendam air di Jalan Benteng Hulu lingkungan 1 Kel. Paluh Kemiri, diantaranya rumah keluarga Lina Sinulingga (58), Musnawar (40), Syamsudin (40),Mustafa (35), Saniem (81), Tamaria Br Simanjuntak (80), Larismaida Br Sitorus (41), Masriana Br Ginting (50).
Sedangkan di Jalan Pendidikan lingk 1 Kel. Paluh Kemiri, terdapat rumah keluarga Ramli (42), Budiman (52), Oka Japar (50), Rizal Efendi (34), Nurbaya (52), Johan Arifin (45), Ridwan Sitorus (36), yang juga terendam banjir.
Langganan:
Postingan (Atom)